Monday 8 July 2013

First Impression: I AM A HERO Vol. 1


Judul: I AM A HERO
Mangaka: Kengo HANAZAWA
Alih Bahasa: Ninuk Sulistyowati
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Rating: R
Bintang: ✮ ✮ ✮

Ringkasan: 
Hideo Suzuki, 35 tahun, asisten mangaka, dan sesungguhnya ingin menjadi mangaka terkenal yang bisa menarik perhatian wanita (okay). Delusional dan penakut. Pacarnya, Tekko, masih saja membicarakan mantannya yang seorang mangaka terkenal dengan dirinya sehingga ia sempat meragukan Tekko. 

Lalu apa maunya manga ini?

Yang jelas ini bukan manga yang bercerita tentang manga seperti Bakuman. Awalnya saya kira ini manga seperti itu sih. Saya kira, cukup dengan Bakuman saja manga yang bercerita tentang manga, lalu manga ini saya kembalikan ke tempatnya lagi, apalagi setelah melihat harganya yang "eh kok beda 2500!" (*・_・)ノ⌒* (maklum, semi NEET), tapi yah, diambil juga akhirnya karena terbitan Level itu patut dicicipi dulu baru bilang ok apa enggak. Sama sekali gak bisa dinilai dari depannya saja. 

Tapi saya harus berhenti di chapter I karena saya penakut (karena saya baca jam setengah dua belas malam!), tanpa diragukan lagi ini manga horror dan saya sudah ngomel sendiri kenapa saya membeli manga ini? Ini pasti karena embel-embel 58th Shogakukan Manga Award. Biasanya saya akan browse dulu apa yang mau saya beli, tapi kemaren Minggu saya bingung mau ngapain di Gramedia selain beli D's Devil King. 

Sungguh saya gak doyan visualisasi horror. Saya Supernatural aja gak berani nonton sendiri, akhirnya malah beli tie-in tv seri terbitan elex doang ヽ(#゚Д゚)ノ

Anyway, ide karakter utama delusional dan orang yang biasa-biasa saja itu sebenernya udah ada yang make sih, tapi karena ini karakter yang udah level wizard *ehem*omom*ehem*, jadi beda lagi ceritanya. Saya sudah bosan dengan karakter anak SMP-SMA. Karakter utamanya tidak menarik, tapi delusi yang dibuatnya sendiri itu yang membuat saya tertarik, apa sejarahnya kok mangaka ini seperti kehilangan salah satu atau tiga mur di otakknya. Dan sebenernya gak ada karakter yang waras di manga ini, kecuali satu orang, yang tokoh sampingan banget. Lalu plotnya yang lambat dan membuat saya sering berpikir maunya apa sih ini.

Walau sesungguhnya saya sudah nebak kayaknya ini bakal zombie mengingat chapter I udah buat saya berhenti baca dan covernya yang seperti itu (udah kayak tokoh di The Walking Dead aja).

Bagi yang suka zombie, manga ini pasti menarik, bagi saya yang benci zombie dari semua makhluk supernatural yang ada di cerita, manga ini bisa saya drop jika vol. 2 tidak memuaskan. Sama seperti nasib manga si tokoh utama yang berhenti direalisasikan di vol. 2. Belum lagi ini pertama kali saya koleksi manga dengan artwork realis, tanpa karakter yang menarik dalam konteks tradisional. Walau Tekko waktu waktu masih muda cantik sih, dan si Mi, teman asisten Suzuki mirip dengan tokoh utama di Kuragehime, imut :3

But take zombie aside, cara penceritaan yang lambat penuh dengan reflesi diri dari karakter-karakter dalam suatu cerita itu hal yang 95% sangat saya sukai. Ini point plusnya manga ini, imo. Semoga Honda Suzuki berkembang jadi karakter yang lebih menyenangkan di volume mendatang :3

Ngomong-ngomong tentang Honda Suzuki, ketika browsing nama Kengo Hanazawa, saya nemu perwujudannya:


MIRIP sama Honda Suzuki!!  (☞゚∀゚)☞

Dan beliau suka kucing, ini bukti di twitternya: nyaw nya nya

1 comment: