Wednesday 10 April 2013

Third Star (2010)


Judul: Thir Star
Director: Hattie Dalton
Writer: Vaughan Sivell
Stars: Benedict Cumberbatch, JJ Field, Tom Burke, full cast klik sini
Ringkasan:
James, yang akan meninggal karena penyakit kanker, meminta tiga teman terdekatnya untuk melakukan perjalan ke Barafundle Bay di West Wales. Kisah tentang persahabatan, cinta, dan kepahlawanan.

"So I raise a morphine toast to you. And should you remember that it's the anniversary of my birth, remember that you were loved by me and you made my life a happy one. And there is no tragedy in that." - James

Sejujurnya saya tidak suka cerita dengan tokoh utama penyakitan yang bakal mati, anti banget. Saya yakin saya tidak membaca ringkasan film sebelum menonton ini, saya hanya mau nonton Ben. Sejak saya serinng main ke tumblr dan melihat wajah Benedict Cumberbatch yang serem, aneh tapi tetep saja menarik perhatian, saya tahu saya bakal suka Sherlock BBC. Ya, saya berakhir menonton Sherlock BBC dan menjadi fans Ben karena tumblr, salahkan tumblr untuk semuanya. Lalu setelah saya dibuat pusing karena nangis seharian setelah nonton The Reichenbach Fall, saya bertekat untuk menonton semua film yang dibintangi Benedict Cumberbatch.  

Saya berusaha untuk tidak terlalu bias dalam mengulas film ini dan saya tidak mau memberi spoiler (?), tapi dari ringkasan cerita sepertinya bisa ditebak apa maunya film ini, ya kan? Ya, saya pikir tebakan kalian akan betul semua, tapi yang membuat saya suka film ini tentu saja Ben adalah kisah empat sekawan ini. James yang sakit; Davy, the doting friend sangat sayang ke James dan rela tinggal di dekat James hanya untuk merawatnya sekalipun ada orang tua dan kakak James yang bisa melakukan hal itu; Bill, seniman gagal; dan Miles, yang paling ragu untuk mengikuti perjalanan ini tapi mempunyai banyak rahasia. Cerita persahabatan seperti ini selalu membuat saya iri, bukan karena saya tidak punya teman, tapi teman dari kecil sampai tua itu seperti susah ditemukan, pada akhirnya saya sering terpisah dengan teman kecil oleh idealisme saya sendiri. 

Hal-hal tentang pertemanan di sini begitu menyentuh dan menusuk saya secara pribadi, seperti percakapan ketika mereka bertemu sorang pencari barang (mencari pedang figure Star War di pinggir laut, wtf?)

Orang asing: I have other friends. People find me attractive. But I started looking for a new best friend in my existing friends and then acquintances and the new people
Davy: For a new best friend?
Orang asing: Uhm, no. I tend to look things.

Ada yang mengatakan karakter dalam film ini tidak terlalu begitu bisa disukai, nope, saya suka meskipun mereka tidak begitu pintar atau apa, Ini cerita persahabatan, sebarapa besar kamu bisa melakukan hal untuk temanmu.


Hal lain yang membuat saya benar-benar suka film ini adalah pemandangannya. Saya mungkin suka Jepang dan ingin ke sana sejak kecil, tapi sejak sering membaca cerita yang bersetting di Inggris 2-3 tahun terakhir, saya ingin sekali pergi ke Irlandia dan Wales. Bentangan tanah luas hijau di sana mengingatkan saya betapa kecilnya manusia....dan laut, Gusti, laut biru gelap itu mengerikan dan indah.


Itu bukan scene fav saya, tapi out of topic, Cliff of Moher adalah tempat yang paling ingin saya kunjungi. Indah sekali.




Kembali ke Third Star, cerita dengan tokoh utama penyakitan seharusnya bisa ditebak kan? Tapi seperti saya bilang, bolehlah membuat cerita cliche, tapi penyampaian yang bagus itu akan mengurangi nilai ke-cliche-an sebuah cerita. Point plus plus Third Star yang mebuat film ini tak terlupakan dan akan menjadi tontonan bagus jika sedang depresi (jika masochist) adalah endingnya. Benar-benar bikin shock. Total shock.


Btw, Loki mirip JJ Field, yang jadi Miles.

Ya. endingnya bener-bener wtf dan bikin saya nangis malam-malam begitu kerasnya sampai teman kos saya merasa perlu mengecek apakah saya baik-baik saja. Saya cuman bisa mengguman, "this film is so fucked up" sambil nangis ;^; 

Dan begitulah Third Star menjadi sedikit dari banyak film yang telah saya tonton dengan bintang 10 untuk tingkat kesedihannya dan 8 untuk ceritanya sendiri. Saya pikir cerita dengan tokoh utama yang mau mati akan selalu sedih sejak awal, tapi karena James begitu skeptis dan neriman, saya sama sekali tidak dibuat sedih. Hanya twist endingnya saja yang membuat wtf *flip table* 

Mungkin bagi beberapa orang slow moving film seperti ini membosankan, tapi cobalah tonton sampai akhir karena film ini begitu menyentuh dan mengejutkan, Anda bisa melihat kepahlawanan dalam arti lain :)



Sumber gambar dan info: IMDB, Tumblr, Guardian film review , Celtic Haven , dan Google untuk Cliff of Moher :v


5 comments:

  1. Ah, mau deh nonton film ini. Aku juga suka bgt sama fil2 yg ambil scene di setting tempat yg bagus atau emang modelnya documentary yg angle dan pencahayaan bagus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tonton deh, ini film low budget tapi actingnya bagus dan hasilnya bagus juga :D

      Delete
  2. Aku punya bbrp rekomendasi film dg scene dan sinematografi yg bagus, Salah satunya Elizabeth Town.. sama, wait apa ya? *tiba2 blank*

    I'll tell you later if I can remember

    ReplyDelete
  3. whew, tumblr emang blog khusus fandom dan fangirling (soal punya juga)

    Film dengan sinematografi bagus? cuma ingetnya fantasi macam Avatar, Life of Pi dan The Hobbit eh tapi itu lebih visual effect yah.

    You've Got Mail (New York) dan Under The Tuscan Sun (Tuscani - Itali) ingetnya film lama semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget xD

      dari semua film yang disebutin di atas, aku cuman pernah nonton 2 xp The Hobbit FTW~!

      Delete