Showing posts with label Benedict Cumberbatch. Show all posts
Showing posts with label Benedict Cumberbatch. Show all posts

Tuesday, 25 February 2014

The Fifth Estate #2



Tidak banyak yang saya ketahui tentang orang-orang yang sering dielu-elukan oleh media massa, Jokowi-Basuki, Dahlan, Pussy Cat, Julian Assange atau Bradley Manning. Kalian tentu juga bakal bingung dengan apa hubungannya tiga nama terakhir dengan dua nama awal yang sebutkan. 

Friday, 26 April 2013

Inseparable (2007)


Durasi: 11 menit
Director: Nick White
Writer: Matthew James Wilkinson
When young dad, Joe, discovers he's dying, drifter Charlie is given a unique opportunity to turn his life around. A story of family, identity and starting again.

Tahun lalu saya benar-benar punya misi untuk menonton semua film yang dibintangi Benedict Cumberbatch, dari dia yang jadi peran figuran sampai tokoh utama (kecuali pas dia jadi child predator, terima kasih ditujukan pada Pingkan, saya gak mau nonton itu). Apa yang bisa dilihat tidak bisa tidak dilihat lagi, makanya saya jarang nonton, makanya butuh waktu lama untuk nonton episode Elementary yang judulnya "Child Predator"


Ini film pendek, seperti yang saya tulis tadi, 11 menitan (berdasarkan informasi yang saya peroleh dari imdb loh ya), aslinya sih cuman sembilan menit lebih. Percakapannya sedikit, klopun ada yang percakapan, karena ini film British dan yang ngomong Benedict, walaupun suara dan aksennya bikin eargasm, saya gak begitu nangkep ini ngomong apa kecuali, "It's gonna be okay."

Oh dan Benedict pake kacamata! Kurang apa lagi >w<


OMG OMG OMG!


Back hug, anyone?

So, what's this about?

Lagi-lagi, Benedict jadi orang penyakitan. Kenapa sih, klo gak jadi orang yang arogan atau genius, dia bakal jadi karakter penyakitan :|

Jadi si Ben memerankan dua saudara kembar, yang satu bakal mati (kena kanker. lagi) dan dia minta saudara kembarnya yang gelandangan untuk menggantikan dirinya. Sedih? Banget.

Saya nangisnya karena saya ngerti perasaan orang yang kena vonis penyakit tertentu, devastated, mereka tidak sedih karena mereka bakal mati tapi karena memikirkan siapa yang dia tinggal, "bagaimana nasib mereka tanpa dirinya". Ngerti banget. Makanya waktu si Joe ini nangis sepulang dari dokter, saya juga nangis ;_;


Sejak nonton Third Star, saya gak sanggup lihat Ben nangis ;_; 

Ini film 9 menit rasa asin intinya. Gak terlalu bagus sinematografinya, tapi sukses bikin efek dua orang kembar. Rambut Charlie dan brewoknya bahkan kelihatan banget palsunya tapi tidak apa, ide ceritanya yang bagus dan perasaannya nyampe ;)

Wednesday, 10 April 2013

Third Star (2010)


Judul: Thir Star
Director: Hattie Dalton
Writer: Vaughan Sivell
Stars: Benedict Cumberbatch, JJ Field, Tom Burke, full cast klik sini
Ringkasan:
James, yang akan meninggal karena penyakit kanker, meminta tiga teman terdekatnya untuk melakukan perjalan ke Barafundle Bay di West Wales. Kisah tentang persahabatan, cinta, dan kepahlawanan.

"So I raise a morphine toast to you. And should you remember that it's the anniversary of my birth, remember that you were loved by me and you made my life a happy one. And there is no tragedy in that." - James

Sejujurnya saya tidak suka cerita dengan tokoh utama penyakitan yang bakal mati, anti banget. Saya yakin saya tidak membaca ringkasan film sebelum menonton ini, saya hanya mau nonton Ben. Sejak saya serinng main ke tumblr dan melihat wajah Benedict Cumberbatch yang serem, aneh tapi tetep saja menarik perhatian, saya tahu saya bakal suka Sherlock BBC. Ya, saya berakhir menonton Sherlock BBC dan menjadi fans Ben karena tumblr, salahkan tumblr untuk semuanya. Lalu setelah saya dibuat pusing karena nangis seharian setelah nonton The Reichenbach Fall, saya bertekat untuk menonton semua film yang dibintangi Benedict Cumberbatch.  

Saya berusaha untuk tidak terlalu bias dalam mengulas film ini dan saya tidak mau memberi spoiler (?), tapi dari ringkasan cerita sepertinya bisa ditebak apa maunya film ini, ya kan? Ya, saya pikir tebakan kalian akan betul semua, tapi yang membuat saya suka film ini tentu saja Ben adalah kisah empat sekawan ini. James yang sakit; Davy, the doting friend sangat sayang ke James dan rela tinggal di dekat James hanya untuk merawatnya sekalipun ada orang tua dan kakak James yang bisa melakukan hal itu; Bill, seniman gagal; dan Miles, yang paling ragu untuk mengikuti perjalanan ini tapi mempunyai banyak rahasia. Cerita persahabatan seperti ini selalu membuat saya iri, bukan karena saya tidak punya teman, tapi teman dari kecil sampai tua itu seperti susah ditemukan, pada akhirnya saya sering terpisah dengan teman kecil oleh idealisme saya sendiri. 

Hal-hal tentang pertemanan di sini begitu menyentuh dan menusuk saya secara pribadi, seperti percakapan ketika mereka bertemu sorang pencari barang (mencari pedang figure Star War di pinggir laut, wtf?)

Orang asing: I have other friends. People find me attractive. But I started looking for a new best friend in my existing friends and then acquintances and the new people
Davy: For a new best friend?
Orang asing: Uhm, no. I tend to look things.

Ada yang mengatakan karakter dalam film ini tidak terlalu begitu bisa disukai, nope, saya suka meskipun mereka tidak begitu pintar atau apa, Ini cerita persahabatan, sebarapa besar kamu bisa melakukan hal untuk temanmu.


Hal lain yang membuat saya benar-benar suka film ini adalah pemandangannya. Saya mungkin suka Jepang dan ingin ke sana sejak kecil, tapi sejak sering membaca cerita yang bersetting di Inggris 2-3 tahun terakhir, saya ingin sekali pergi ke Irlandia dan Wales. Bentangan tanah luas hijau di sana mengingatkan saya betapa kecilnya manusia....dan laut, Gusti, laut biru gelap itu mengerikan dan indah.


Itu bukan scene fav saya, tapi out of topic, Cliff of Moher adalah tempat yang paling ingin saya kunjungi. Indah sekali.




Kembali ke Third Star, cerita dengan tokoh utama penyakitan seharusnya bisa ditebak kan? Tapi seperti saya bilang, bolehlah membuat cerita cliche, tapi penyampaian yang bagus itu akan mengurangi nilai ke-cliche-an sebuah cerita. Point plus plus Third Star yang mebuat film ini tak terlupakan dan akan menjadi tontonan bagus jika sedang depresi (jika masochist) adalah endingnya. Benar-benar bikin shock. Total shock.


Btw, Loki mirip JJ Field, yang jadi Miles.

Ya. endingnya bener-bener wtf dan bikin saya nangis malam-malam begitu kerasnya sampai teman kos saya merasa perlu mengecek apakah saya baik-baik saja. Saya cuman bisa mengguman, "this film is so fucked up" sambil nangis ;^; 

Dan begitulah Third Star menjadi sedikit dari banyak film yang telah saya tonton dengan bintang 10 untuk tingkat kesedihannya dan 8 untuk ceritanya sendiri. Saya pikir cerita dengan tokoh utama yang mau mati akan selalu sedih sejak awal, tapi karena James begitu skeptis dan neriman, saya sama sekali tidak dibuat sedih. Hanya twist endingnya saja yang membuat wtf *flip table* 

Mungkin bagi beberapa orang slow moving film seperti ini membosankan, tapi cobalah tonton sampai akhir karena film ini begitu menyentuh dan mengejutkan, Anda bisa melihat kepahlawanan dalam arti lain :)



Sumber gambar dan info: IMDB, Tumblr, Guardian film review , Celtic Haven , dan Google untuk Cliff of Moher :v