Showing posts with label review. Show all posts
Showing posts with label review. Show all posts

Wednesday, 12 February 2014

[Film Review] Legend of the Guardians: The Owl of Ga'hoole


Title: Legend of the Guardians: The Owl of Ga'hoole
Genre: animation, adventure, fantasy
Year: 2010

When I was kid, I found owls terribly scary. It's associated with supernatural thingy and I was, am, a scaredy cat. Courtesy of tumblr and 9gag, I now find this animal cute!

Saturday, 13 July 2013

Historie Vol. 1 - Vol. 6


Judul: Historie
Mangaka: Hitoshi Iwaaki
Penerjemah: Faira Ammadea
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo (Level Comics)
Rating: R (violence, nudity, implicit sex scene, level comics dakara)
Bintang: ✮ ✮ ✮ ✮ ✮

Ringkasan:

Historie bercerita tentang kehidupan Eumenes dari Cardia, sekretasris kerajaan Macedonia, yang didramatisasi.

Serius, drama, tapi bagus banget. Memang sejarah itu lebih keren klo didramatisasi, klo gak gitu saya gak bakal tahu banyak sejarah. Tidak jarang sejarah bikin saya tertidur klo gak menarik

Sewaktu kak Shinta nawarin manga ini, saya iyakan saja walau saya gak begitu okay dengan artworknya, bahkan saya gak baca sinopsisnya, hanya tahu klo ini tentang sejarah Yunani. Tau-tau saja saya kegirangan pas nyadar di volume 3 atau berapa klo Eumenes ini akan bertemu dengan Alexander the Great.

Saya. Suka. Banget. Sama. Iskandar.

x

Saya gak nonton movie tentang Iskandar Agung, ngerti dikit tentang Iskandar juga dari National Geography atau acara dari Metro TV pas masih sering nonton waktu kecil (ingatan klo ibu Alexander penyembah ular pun masih ada~). Namun, sejak nonton Fate/Zero, saya jadi rajin nyari informasi tentang Iskandar, karena yah itu, dramatisasi karakter. Big body, big heart, katanya.... (。’▽’。)♡

Ya itu sih di Fate/Zero badannya besar, lebih dari dua meter, klo di Historie, Alexander masih remaja, pintar, kecil, berhati lemah, dan gak bisa hidup tanpa Hephaestion (︶︹︺)

Anyway, mari kembali ke Eumenes, tokoh utama kita di manga ini yang tidak saya hiraukan dari tadi.

"Eumenes has been seen as a tragic figure, a man who seemingly tried to do the right thing but was overcome by a more ruthless enemy and the treachery of his own soldiers." - Wiki.

Tidak banyak yang saya dapatkan dari mbah google tentang Eumenes sendiri, benar jika dia orang pintar dan bakal jadi orang penting di Macedonia. Saya sendiri dari dulu lebih konsentrasi ke sejarah Asia daripada Eropa jadi nama-nama di Historie ini sama sekali gak bisa masuk di otak, seperti nama orang-orang Skandinavia di Vinland Saga yang gak bisa saya ingat u_u

Tentang drama Scythia sendiri juga tidak ada wiki-nya si Eumenes, dia tetep dinamakan Eumenes of Cardia dan tidak ada satu katapun tentang Scythia. Nah, saya dapatnya dari internet sih, klo orang bisa belajar sejarah dari internet saja ya mending gak ada sekolah, ya kan? Mungkin ada alasan lain kenapa mangakanya mengikutkan Scythia sebagai plot utama di sini.

Btw, Scythia itu daerah Asia Tengah dan Persia jaman dulu. Saya pusing sendiri sebenarnya fact-checking Historie ini, karena ini benar-benar baru buat saya.


pusing pusing ini apa 。゚(゚ノД`゚)゚。

Klo Vinland Saga itu 1000-an tahun Common Era, ini 300-an tahun Before the Common Era. Errrr...

Anyway, sepusing apapun saya fact-checking, dramanya bagus banget dan tidak se-intense Cesare atau Vinland Saga. Jika Cesare penuh penjelasan yang buat orang pingin skip-skip-skip-aja, atau Vinland Saga yang gambarnya penuh dengan background ala One Piece dan with all the glory gore yang bikin saya tutup mata saking kejamnya, maka Historie ini kalem gambarnya dan gak banyak penjelasan. Eh, kalem bukan berarti gak kejam loh ya, efek no sugar coating sejarah-nya bikin saya mual sendiri loh, sama aja ngerinya kayak Vinland Saga. 

Oh ya, manga ini memenangkan 14th Japan Media Arts Award Grand Prize di divisi Manga dan 16th Tezuka Osamu Cultural Award Grand Prize. Bagus Level Comics, pilih terus manga yang menang-menang awards ya p(*^-^*)q







Tuesday, 14 May 2013

Golden Days

x
Judul: Golden Days
Mangaka: Shigeru Takao
Alih Bahasa:
Galih Harilaning Perdana (Vol. 1 - Vol. 2)
Rio S (Vol. 3 - Vol. 8)
Penerbit: PT. Elex Media Computindo
Bintang: ✮ ✮ ✮ dan patut dikoleksiヽ(;▽;)ノ
Rating: PG-15 (ciuman doang kok)

Sinopsis:

Mitsuya Soma hidup dengan ibunya yang over protective. Tempat pelarian hati Mitsuya yang hidup seperti itu hanya kepada biola dan kakeknya yang sedang opname di rumah sakit. Mitsuya sangat menghormati sang  kakek sebagai seorang yang sangat bijak. Namun, dari pembicaraan pada suatu hari, Mitsuya mengetahui kakeknya terus menyesali sesuatu di masa lalunya. Kisah time slip roman pada zaman Taisho pun dimulai!

Review:

Pertama-tama, saya tegaskan dulu saya bukan penyuka shoujo manga. Sejak pertama kenal manga saya memang gak suka shoujo manga. Fans shonen manga dan saya termasuk pembaca yang pilih-pilih. Penjaga rental manga pun mengerti untuk tidak menawari pelanggan setianya shoujo manga (komik cantik kita bilang), sampai lulus sekolah menengah bisa dihitung dengan jari tangan dan kaki judul shoujo manga yang pernah saya baca. Ketika saya kuliah, saya lebih memilih untuk membaca josei atau seinen manga...

Maka saya tahu, telat sekali rasanya saya baru mengetahui keberadaan manga ini. Saya pikir ketika manga ini diterbitkan oleh Elex Maret tahun 2009 saya sedang sibuk dengan Ujian Akhir SMA dan setelahnya, saya mungkin tidak akan menoleh untuk kedua kalinya jika melihat covernya: cowok dan bunga-bunga....OMG shoujo much. No no no no *chants*

Lalu salah satu teman saya yang tahu saya benci high school drama dengan kerlap kerlip bishonennya, menawari saya Golden Days, taste kami bisa dikatakan 75% sama untuk masalah manga, jadi saya mengiyakan saja dan butuh satu bulan untuk akhirnya saya baca manga ini...

And I have never been so wrong...

Karena pada akhirnya manga ini bukan tentang high school drama yang saya benci, tapi lebih seperti Inuyasha minus kuping anjing dan lelaki alpha yang wah wah wah. 

Anyway...ya pada akhirnya ini adalah kisah friendzone dan cinta tak berbalas dengan bumbu shonen ai (percayalah saya kaget juga kenapa bisa lolos). Mitsuya Soma terseret ke masa lalu bersama sepupunya, Kei, untuk memperbaiki jalan hidup yang disesali kakeknya, Yoshimitsu Soma, yang saat remaja memiliki wajah yang sama dengan cucunya tetapi dengan kepribadian yang berbeda. 

Yoshimitsu Soma dan kakaknya yang telah kehilangan orang tuanya diasuh oleh keluarga Kasuga, dan Jin adalah salah satu pewaris keluarga Kasuga yang berdarah Italia, adalah teman dekat Yoshimitsu yang mencintainya tapi ditolak oleh Yoshimitsu.

Di sini Mitsu harus berusaha sendiri untuk mengetahui apa yang telah disesali kakeknya, Jin berdamai dengan dirinya sendiri melihat fakta bahwa orang yang dicintainya berubah, Yuriko yang on off dengan mantan kekasihnya dan Kei yang harus memilih untuk mencintai seseorang atau membuang kesempatan itu dan membujang selamanya

Taruh ke samping hint shonen ai di komik ini ke samping, manga ini hanyalah berisi persahabatan dan cinta jaman Taisho, perjodohan dan segalanya. Memang saya sendiri sempat kaget ketika ada adegan ciuman dua cowok karena saya pikir saya membaca shoujo manga, saya sampe ketawa terpingkal-pingkal dan berteriak, "lolos sensor!". Tapi saya teruskan karena historical romance juga termasuk genre yang saya suka walau saya tidak suka betapa borjunya karakter-karakter di manga ini. 

Sampai volume 7, yang saya rasa ketika membaca manga ini adalah perasaan hangat persahabatan antara anak-anak keluarga Soma dan Kasuga dan gemas dengan kisah cinta Kei dan Setsu. Begitu banyaknya kisah straight romance di sini Anda akan dibuat tidak peduli dengan perasaan Jin pada Mitsu/Yoshimitsu.

Dan volume 8 adalah ketika dam jebol. Dari awal saya sudah diberi spoiler kalo manga ini akan sad ending yang membuat saya tambah malas membacanya, tapi karena Kei bergitu keren dan cerita hidupnya yang membuat saya ingin menggigit manga ini karena gemas; dan Jin kok jadi mirip Harry Potter kalo dilihat-dilihat, saya memutuskan untuk melaju sampai volume 8. Dan yah...unrequited love itu memang menyakitkan.

Overall, ini manga bagus dengan character design yang sesuai dengan taste saya jika berbicara masalah shoujo manga, halus dan tidak berlebihan. Character design yang paling saya suka adalah Aiko, dia itu malaikat kecil, rambut keriting dan matanya yang besar itu, pas, pas sekali sesuai jiwa shota saya. Dan saya memang jarang sekali suka karakter utama, saya malah lebih suka dengan Kei dan Jin. Gantengnya bukan main. Awalnya saya hanya mau beli volume delapan dengan Jin yang sudah dewasa dan berpakaian tentara =w=b tapi pada akhirnya saya beli hampir semua volume Golden Days yang ada di toko buku ヽ(;▽;)ノ

Cerita cinta yang tidak kekanak-kanakan juga membuat saya yang lebih memilih josei manga rela membeli manga ini ketika saya selesai membaca semuanya. Cerita cinta tidak selamanya manis (bagi Jin) dan hidup di jaman perang bukanlah hal yang mudah. Realistis, hal yang jarang saya temui di shoujo manga. Saya sampai ragu ini memang shoujo manga atau bukan sampai akhirnya saya tahu jika manga ini direalisasikan di majalah Hana to Yume. Kagetnya sama seperti kagetnya saya ketika tahu Natsume Yuujinchou awalnya ada di Hanalala (atau Nakayoshi ya?). Yah, memang, don't judge a book by its cover, ya? 

Saturday, 4 May 2013

Bakuman Vol. 1


Cerita: Tsugumi Ohba | Gambar: Obata Takeshi
Alih Bahasa: Arswini Rosita
Penerbit: PT Gramedia (m&c!)
Cetakan Pertama: 2013
Status: beli sendiri 
Sinopsis:
Demi meraih sukses yang cuma dirasakan segilintir orang, Moritaka Mashiro dan Akita Takagi meneguhkan tekad untuk mengarungi kerasnya persaingan dunia manga! Mashiro yang punya kemampuan hebat dalam menggambar dan Takagi yang hebat dalam soal cerita bersepakat untuk bekerjasama dan menorehkan legenda baru dalam sejarah manga.

Bakuman bukan nama baru, semua yang suka anime pasti sudah pernah dengar namanya, bayangkan saja animenya sudah mencapai tiga season, mainstream sekali ya bunyinya. Saya sendiri hanya  nonton dua atau tiga episode season pertama lalu saya drop, entah karena kebiasaan saya gak mau nonton anime yang sudah ada manganya atau waktu itu saya gak begitu suka Bakuman  karena love story-nya yang terlalu...lame (?). Yah, mungkin karena usia saya saja yang sudah menginjak kepala dua dan membuat selera roman saya berbeda.

Namun, mengingat manga ini dibawa oleh mangaka dan penulis terkenal yang telah menelurkan Death Note yang mind-blowing pasti akan menarik perhatian saya, semenyedihkan apapun love story-nya. Maka dari itu ketika akhirnya m&c! mengumumkan akan menerbitkan manga ini di Indonesia saya senang sekali, saya bertekad waktu itu, sekalipun saya NEET, saya akan beli!

Wednesday, 1 May 2013

Vinland Saga


Oleh: Yukimura Makoto 
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Penerjemah: Faisal
Paperback, 224 halaman 
"Thorfinn is son to one of the Vikings’ greatest warriors, but when his father is killed in battle by the mercenary leader Askeladd, he swears to have his revenge. Thorfinn joins Askeladd’s band in order to challenge him to a duel, and ends up caught in the middle of a war for the crown of England." - Baka Update.

Berawal dari saya yang mengeluh jika imajinasi saya tentang Viking dirusak oleh Asterix and Obelix in Britain, Kak Shinta, penyuplai komik saya dan juga penyuka sejarah menyarankan saya untuk membaca Vinland Saga. 

Nah, hal pertama yang saya lihat ketika membaca manga adalah artworknya, itu nomer satu dan waktu saya lihat Thorfin:


Kotor, dibilang ganteng juga enggak, kasar, keras kepala. Moral dipernyatakan (eh tapi yang bisa dijadikan patokan moral baik cuman ayah si anak ini)

dan tingkat kekerasan yang waktu itu tidak bisa saya maklumi, saya langsung angkat bendera putih. Vinland Saga was a big NO NO.

Namun. sekitar setahun yang lalu saya dibuat suka sekali dengan Viking gara-gara membaca novel fantasy yang menggabungkan orang-orang Skandinavia dengan serigala untuk menghalangi troll yang berasal dari utara memasuki desa-desa manusia. I have soft spot for animal dan yah begitulah dengan mudah saya juga jadi suka karakter manusia yang menjadi pendamping serigala-serigala ini. Pejuang Skandinavia ini bukan orang yang peduli dengan kebersihan, namanya cerita dengan setting medieval. Mereka tidak mirip Elf, yang bersih, tampan/cantik,  elegan dan tidak brewokan. Tidak. Mereka itu sebelas dua belas lah sama dwarf, beda tinggi badan doang. Saat saya menonton The Hobbit: An Unexpected Journey, saya melihat dwarf di sana sebagai Vikings, melihat Thorin, Fili dan Kili saya cuman mengiyakan saja klo mereka Viking. Uuun saya suka sekali <3

Anyway, satu hal yang pasti adalah, orang-orang Skandinavia jaman dulu ini adalah pejuang, prajurit, fighters. Tanpa ada perang, hidup mereka hampa dan tanpa tujuan. Seperti kata Thorkell the Tall, kira-kira seperti ini omongannya, "Ikan tidak bisa hidup di luar air, begitu juga dengan prajurit, tanpa perang mereka tidak bisa hidup."

Lalu apa gunanya setiap negara punya tentara? Ada teman dan anak didik saya yang mengeluh jika tentara Indonesia gak ada kerjaan. Kalian mau ada perang atau apa? Oh maaf, out of topic.

Bagaimana jika ada prajurit Skandinavia yang mempertanyakan apa gunanya berperang dan membunuh orang? Itu sudah menjadi sifat Vikings. Di sinilah titik awal cerita Vinland Saga, ketika Thorfinn bertekat membalas dendam kematian ayahnya yang dibunuh Ash Lad secara tidak adil.

Balas dendam lagi? Cliche? Memang. Tapi yang membuat Vinlad Saga lebih menarik adalah plot cerita perjuangan Thorfinn untuk mebunuh Ash Lad ini masuk  ke dalam sejarah perebutan Inggris. Nilai plusnya, Yukimura Makoto tidak memaniskan cerita ini, darah, usus, kepala buntung, budak yang diperlakukan kasar menghiasi tiap volume. Dan ingat jika Vikings adalah "savages" yang sering memperkosa wanita di daerah yang mereka kunjungi, hal itu juga tidak ditutupi oleh mangaka. Bahkan Thorfin pernah ditawari untuk mencicipi salah satu wanita yang berhasil mereka culik, namun...entah Thorfin asexual atau karena memang sifat ayahnya ada dalam dirinya, dia menolak. Setidaknya tokoh utama kita bukan anti-hero yang benar-benar rusak moralnya.

Karakterisasi juga point penting yang membuat saya suka dengan manga ini. Tidak ada karakter yang dibuat dengan moral seorang pahlawan (yah kecuali ayah Thorfinn), tokoh utama di sini pun tidak bisa dijadikan benchmark untuk standart moral. Lalu Ash Lad yang membunuh ayah Thorfin adalah salah satu tokoh fav saya di sini, bahkan melebihi kesukaan saya pada Thorfinn sendiri. Ash Lad itu eksentrik, dia membiarkan Thorfin membuntutinya selama sepuluh tahun, dan selama itu pula Thorfin mencoba membunuhnya dalam pertandingan satu lawan satu, tidak takut jika Thorfin akan mengkhiantinya, seakan-akan dia "mengajari" Thorfin bagaimana menjadi prajurit yang tak terkalahkan.

Selain Ash Lad, karakter unik lainnya adalah Thorkell the Tall, yang merupakan tokoh yang benar-benar ada dalam sejarah. Jika Ash Lad punya agenda pribadi dengan menjadi Vikings, maka Thorkell adalah orang yang benar-benar gila perang. Tidak ada alasan lain.

Oh, sebagai cewek, tokoh kesukaan saya adalah Cnut The Great atau yang lebih kenal dengan nama Canute! Perkembangannya dari pangeran lemah lembut menjadi pangeran yang bertekat mengambil tahta dari ayahnya itu...menakjubkan. Dramatis sampai membuat saya menangis. Ini salah satu karakter cowok di Vinland Saga yang paling baik, setidaknya sampai volume terakhir saya baca, volume 7 ;)


Akhirnya, karakter ganteng datang :')

Canute adalah raja yang berhasil menguasi Inggris, Denmark, Norwegia dan sebagian dari Swedia. Religius dan menurut sejarah, memang orang yang ganteng (saya nyari-nyari apakah benar dia memang seperti perempuan). Canute ini mbah buyut-nya Henry I of England

"Knut was exceptionally tall and strong, and the handsomest of men, all except for his nose, that was thin, high-set, and rather hooked. He had a fair complexion none-the-less, and a fine, thick head of hair. His eyes were better than those of other men, both the handsomer and the keener of their sight." - Kytlinga Saga.

Volume 7 berakhir dengan kedatangan Canute ke York. Dalam timeline sejarahnya, Canute akan menikah di sini. Entah manga ini bisa dikatakan historically accurate atau tidak, tapi sejauh ini saya tidak menemukan hal yang melenceng (perlu diingat, saya ini hitungannya baru di dunia sejarah Eropa, lol). Tapi lihat apa yang terjadi:


Dan pada akhirnya saya memang orang yang suka sejarah. Saya akan mengesampingkan level kekejaman manga ini karena untuk manga yang bertema sejarah, alur ceritanya tidak berjalan lambat, dan plotnya twisty~! Dan realistis tentunya! 4.5/5. Skor manga ini di Baka Update juga mencapai angka 8.9/10 <3

Btw, sedikit hiburan. Terlalu cakep buat Thorfinn sih xp


Thorfinn by Green-Makakas 

Semoga Thorfin menemukan kedamaian. Jika prajurit hanya bisa hidup dalam ada perang, apa yang terjadi ketika Ash Lad mati? Apa yang selanjutnya akan dia lakukan? 

Thursday, 25 April 2013

Oblivion (2013)


"A veteran assigned to extract Earth's remaining resources begins to question what he knows about his mission and himself."

Starring Tom Cruise. Mungkin hanya karena itu saja alasan saya ingin nonton. Shallow? Rasanya. Sejak lihat Ghost Protocol bersama Sese dan Inyox di Bintaro, saya sadar Tom Cruise ini ganteng dan suaranya sudah seperti seiyuu tokoh-tokoh cowok super kece. Saya sudah gatel mau nonton sejak minggu lalu tapi gak ada waktu dan saya gak mau nonton di bioskop sendiri. Nah mumpung kerjaan lagi sepi, kemaren saya ngajak sepupu saya dari Nabi Adam, Yayan (saudara kok, tapi saya gak tau kita terhubung dimana di pohon keluarga?). Saya beruntung, semua teman cewek saya klo saya ajak nonton selalu mau, saya mau ngajak cowok tapi nanti dikiranya enggak-enggak. Yayan setuju hanya dengan sms, "action, mystery, adventure, Tom Cruise." Ahaha.wav

Melihat poster filmnya saya sudah wah. Apalagi anime dan fiction yang saya baca sekarang banyak dari genre sci-fi. Pokoknya saya harus nonton. 

"60 years ago, Earth was attacked. We won the war, but they destroyed half the planet. Everyone's been evacuated. Nothing human remains. We're here for drone repair. We're the "mop-up crew".

Woh, Suisei no Gargantia? Power Ranger Galaxy? 

SALAH!!

Ini LOVE STORY. Period. Saya sampe mau nangis, karena sebegitu cliche-nya cinta segitiga, tetaplah saya mau tidak mau akhirnya bersimpati. Yah, ini karena saya cengeng aja sih :/

Aawalnya memang boring tapi twist-nya itu yang membuat saya bangun, romance-nya juga dihitung. Belum lagi scene filmnya itu bagus. Keren klo masalah itu. Bahkan ada lembah-lembah yang ada di LOTR dan Naruto tapi terbentuk dari gedung-gedung yang hancur karena bencana ketika bulan dihancurin.

Yayan gak begitu suka sih, dia lebih suka dengan Olympus Has Fallen yang selama nonton dia teriak-teriak dan bilang "gak suka suka" berkali-kali, sementara untuk film ini dia menguap berkali-kali. Klo menurutku sendiri sih ini gak buruk, pace lambat iya, tapi...CAUSE I FEEL~ feelingnya itu loh dapet. Walau ada plot hole besar di akhir film, walau rada-rada mirip Independence Day-nya Will Smith,  tapi gak apalah, setidaknya saya tidak merasa rugi pergi ke Malang dan ngeluarin uang. Worth it kok ;)


Wednesday, 10 April 2013

Third Star (2010)


Judul: Thir Star
Director: Hattie Dalton
Writer: Vaughan Sivell
Stars: Benedict Cumberbatch, JJ Field, Tom Burke, full cast klik sini
Ringkasan:
James, yang akan meninggal karena penyakit kanker, meminta tiga teman terdekatnya untuk melakukan perjalan ke Barafundle Bay di West Wales. Kisah tentang persahabatan, cinta, dan kepahlawanan.

"So I raise a morphine toast to you. And should you remember that it's the anniversary of my birth, remember that you were loved by me and you made my life a happy one. And there is no tragedy in that." - James

Sejujurnya saya tidak suka cerita dengan tokoh utama penyakitan yang bakal mati, anti banget. Saya yakin saya tidak membaca ringkasan film sebelum menonton ini, saya hanya mau nonton Ben. Sejak saya serinng main ke tumblr dan melihat wajah Benedict Cumberbatch yang serem, aneh tapi tetep saja menarik perhatian, saya tahu saya bakal suka Sherlock BBC. Ya, saya berakhir menonton Sherlock BBC dan menjadi fans Ben karena tumblr, salahkan tumblr untuk semuanya. Lalu setelah saya dibuat pusing karena nangis seharian setelah nonton The Reichenbach Fall, saya bertekat untuk menonton semua film yang dibintangi Benedict Cumberbatch.  

Saya berusaha untuk tidak terlalu bias dalam mengulas film ini dan saya tidak mau memberi spoiler (?), tapi dari ringkasan cerita sepertinya bisa ditebak apa maunya film ini, ya kan? Ya, saya pikir tebakan kalian akan betul semua, tapi yang membuat saya suka film ini tentu saja Ben adalah kisah empat sekawan ini. James yang sakit; Davy, the doting friend sangat sayang ke James dan rela tinggal di dekat James hanya untuk merawatnya sekalipun ada orang tua dan kakak James yang bisa melakukan hal itu; Bill, seniman gagal; dan Miles, yang paling ragu untuk mengikuti perjalanan ini tapi mempunyai banyak rahasia. Cerita persahabatan seperti ini selalu membuat saya iri, bukan karena saya tidak punya teman, tapi teman dari kecil sampai tua itu seperti susah ditemukan, pada akhirnya saya sering terpisah dengan teman kecil oleh idealisme saya sendiri. 

Hal-hal tentang pertemanan di sini begitu menyentuh dan menusuk saya secara pribadi, seperti percakapan ketika mereka bertemu sorang pencari barang (mencari pedang figure Star War di pinggir laut, wtf?)

Orang asing: I have other friends. People find me attractive. But I started looking for a new best friend in my existing friends and then acquintances and the new people
Davy: For a new best friend?
Orang asing: Uhm, no. I tend to look things.

Ada yang mengatakan karakter dalam film ini tidak terlalu begitu bisa disukai, nope, saya suka meskipun mereka tidak begitu pintar atau apa, Ini cerita persahabatan, sebarapa besar kamu bisa melakukan hal untuk temanmu.


Hal lain yang membuat saya benar-benar suka film ini adalah pemandangannya. Saya mungkin suka Jepang dan ingin ke sana sejak kecil, tapi sejak sering membaca cerita yang bersetting di Inggris 2-3 tahun terakhir, saya ingin sekali pergi ke Irlandia dan Wales. Bentangan tanah luas hijau di sana mengingatkan saya betapa kecilnya manusia....dan laut, Gusti, laut biru gelap itu mengerikan dan indah.


Itu bukan scene fav saya, tapi out of topic, Cliff of Moher adalah tempat yang paling ingin saya kunjungi. Indah sekali.




Kembali ke Third Star, cerita dengan tokoh utama penyakitan seharusnya bisa ditebak kan? Tapi seperti saya bilang, bolehlah membuat cerita cliche, tapi penyampaian yang bagus itu akan mengurangi nilai ke-cliche-an sebuah cerita. Point plus plus Third Star yang mebuat film ini tak terlupakan dan akan menjadi tontonan bagus jika sedang depresi (jika masochist) adalah endingnya. Benar-benar bikin shock. Total shock.


Btw, Loki mirip JJ Field, yang jadi Miles.

Ya. endingnya bener-bener wtf dan bikin saya nangis malam-malam begitu kerasnya sampai teman kos saya merasa perlu mengecek apakah saya baik-baik saja. Saya cuman bisa mengguman, "this film is so fucked up" sambil nangis ;^; 

Dan begitulah Third Star menjadi sedikit dari banyak film yang telah saya tonton dengan bintang 10 untuk tingkat kesedihannya dan 8 untuk ceritanya sendiri. Saya pikir cerita dengan tokoh utama yang mau mati akan selalu sedih sejak awal, tapi karena James begitu skeptis dan neriman, saya sama sekali tidak dibuat sedih. Hanya twist endingnya saja yang membuat wtf *flip table* 

Mungkin bagi beberapa orang slow moving film seperti ini membosankan, tapi cobalah tonton sampai akhir karena film ini begitu menyentuh dan mengejutkan, Anda bisa melihat kepahlawanan dalam arti lain :)



Sumber gambar dan info: IMDB, Tumblr, Guardian film review , Celtic Haven , dan Google untuk Cliff of Moher :v