Showing posts with label Elex Media Computindo. Show all posts
Showing posts with label Elex Media Computindo. Show all posts

Saturday, 10 August 2013

Shibatora Vol. 1


Judul: Shibatora
Mangaka: Masashi Asaki
Cerita: Yuma Ando
Penerjemah: Lenny
Genre: shonen, drama, supernatural
Penerbit: Level Comics (Elex Media)
Bintang: ✮ ✮ ✮

Blurb:
Taketora Shibata adalah opsir patroli dengan kemampuan misterius yang sering diremehkan karena penampilannya seperti anak kecil. Tapi, dia sangat serius dalam menegakkan keadilan.
Suatu hari, Taketora menangkap Mizuki, gadis yang mengutil di toko Kojiro, temannya. Anehnya, Mizuki yang ceria dan cerewet malah gemetar ketakutan saat tahu ayahnya akan menjemputnya di pos polisi. Ada apa sebenarnya di balik hubungan Mizuki dan ayahnya?

Opini

Rasanya saya sudah agak bosan dengan karakter utama polisi naif, sungguh. Apa semua polisi di manga harus dibuat idealis dan naif untuk menunjukkan existensi polisi?

Tuesday, 14 May 2013

Golden Days

x
Judul: Golden Days
Mangaka: Shigeru Takao
Alih Bahasa:
Galih Harilaning Perdana (Vol. 1 - Vol. 2)
Rio S (Vol. 3 - Vol. 8)
Penerbit: PT. Elex Media Computindo
Bintang: ✮ ✮ ✮ dan patut dikoleksiヽ(;▽;)ノ
Rating: PG-15 (ciuman doang kok)

Sinopsis:

Mitsuya Soma hidup dengan ibunya yang over protective. Tempat pelarian hati Mitsuya yang hidup seperti itu hanya kepada biola dan kakeknya yang sedang opname di rumah sakit. Mitsuya sangat menghormati sang  kakek sebagai seorang yang sangat bijak. Namun, dari pembicaraan pada suatu hari, Mitsuya mengetahui kakeknya terus menyesali sesuatu di masa lalunya. Kisah time slip roman pada zaman Taisho pun dimulai!

Review:

Pertama-tama, saya tegaskan dulu saya bukan penyuka shoujo manga. Sejak pertama kenal manga saya memang gak suka shoujo manga. Fans shonen manga dan saya termasuk pembaca yang pilih-pilih. Penjaga rental manga pun mengerti untuk tidak menawari pelanggan setianya shoujo manga (komik cantik kita bilang), sampai lulus sekolah menengah bisa dihitung dengan jari tangan dan kaki judul shoujo manga yang pernah saya baca. Ketika saya kuliah, saya lebih memilih untuk membaca josei atau seinen manga...

Maka saya tahu, telat sekali rasanya saya baru mengetahui keberadaan manga ini. Saya pikir ketika manga ini diterbitkan oleh Elex Maret tahun 2009 saya sedang sibuk dengan Ujian Akhir SMA dan setelahnya, saya mungkin tidak akan menoleh untuk kedua kalinya jika melihat covernya: cowok dan bunga-bunga....OMG shoujo much. No no no no *chants*

Lalu salah satu teman saya yang tahu saya benci high school drama dengan kerlap kerlip bishonennya, menawari saya Golden Days, taste kami bisa dikatakan 75% sama untuk masalah manga, jadi saya mengiyakan saja dan butuh satu bulan untuk akhirnya saya baca manga ini...

And I have never been so wrong...

Karena pada akhirnya manga ini bukan tentang high school drama yang saya benci, tapi lebih seperti Inuyasha minus kuping anjing dan lelaki alpha yang wah wah wah. 

Anyway...ya pada akhirnya ini adalah kisah friendzone dan cinta tak berbalas dengan bumbu shonen ai (percayalah saya kaget juga kenapa bisa lolos). Mitsuya Soma terseret ke masa lalu bersama sepupunya, Kei, untuk memperbaiki jalan hidup yang disesali kakeknya, Yoshimitsu Soma, yang saat remaja memiliki wajah yang sama dengan cucunya tetapi dengan kepribadian yang berbeda. 

Yoshimitsu Soma dan kakaknya yang telah kehilangan orang tuanya diasuh oleh keluarga Kasuga, dan Jin adalah salah satu pewaris keluarga Kasuga yang berdarah Italia, adalah teman dekat Yoshimitsu yang mencintainya tapi ditolak oleh Yoshimitsu.

Di sini Mitsu harus berusaha sendiri untuk mengetahui apa yang telah disesali kakeknya, Jin berdamai dengan dirinya sendiri melihat fakta bahwa orang yang dicintainya berubah, Yuriko yang on off dengan mantan kekasihnya dan Kei yang harus memilih untuk mencintai seseorang atau membuang kesempatan itu dan membujang selamanya

Taruh ke samping hint shonen ai di komik ini ke samping, manga ini hanyalah berisi persahabatan dan cinta jaman Taisho, perjodohan dan segalanya. Memang saya sendiri sempat kaget ketika ada adegan ciuman dua cowok karena saya pikir saya membaca shoujo manga, saya sampe ketawa terpingkal-pingkal dan berteriak, "lolos sensor!". Tapi saya teruskan karena historical romance juga termasuk genre yang saya suka walau saya tidak suka betapa borjunya karakter-karakter di manga ini. 

Sampai volume 7, yang saya rasa ketika membaca manga ini adalah perasaan hangat persahabatan antara anak-anak keluarga Soma dan Kasuga dan gemas dengan kisah cinta Kei dan Setsu. Begitu banyaknya kisah straight romance di sini Anda akan dibuat tidak peduli dengan perasaan Jin pada Mitsu/Yoshimitsu.

Dan volume 8 adalah ketika dam jebol. Dari awal saya sudah diberi spoiler kalo manga ini akan sad ending yang membuat saya tambah malas membacanya, tapi karena Kei bergitu keren dan cerita hidupnya yang membuat saya ingin menggigit manga ini karena gemas; dan Jin kok jadi mirip Harry Potter kalo dilihat-dilihat, saya memutuskan untuk melaju sampai volume 8. Dan yah...unrequited love itu memang menyakitkan.

Overall, ini manga bagus dengan character design yang sesuai dengan taste saya jika berbicara masalah shoujo manga, halus dan tidak berlebihan. Character design yang paling saya suka adalah Aiko, dia itu malaikat kecil, rambut keriting dan matanya yang besar itu, pas, pas sekali sesuai jiwa shota saya. Dan saya memang jarang sekali suka karakter utama, saya malah lebih suka dengan Kei dan Jin. Gantengnya bukan main. Awalnya saya hanya mau beli volume delapan dengan Jin yang sudah dewasa dan berpakaian tentara =w=b tapi pada akhirnya saya beli hampir semua volume Golden Days yang ada di toko buku ヽ(;▽;)ノ

Cerita cinta yang tidak kekanak-kanakan juga membuat saya yang lebih memilih josei manga rela membeli manga ini ketika saya selesai membaca semuanya. Cerita cinta tidak selamanya manis (bagi Jin) dan hidup di jaman perang bukanlah hal yang mudah. Realistis, hal yang jarang saya temui di shoujo manga. Saya sampai ragu ini memang shoujo manga atau bukan sampai akhirnya saya tahu jika manga ini direalisasikan di majalah Hana to Yume. Kagetnya sama seperti kagetnya saya ketika tahu Natsume Yuujinchou awalnya ada di Hanalala (atau Nakayoshi ya?). Yah, memang, don't judge a book by its cover, ya? 

Wednesday, 1 May 2013

Vinland Saga


Oleh: Yukimura Makoto 
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Penerjemah: Faisal
Paperback, 224 halaman 
"Thorfinn is son to one of the Vikings’ greatest warriors, but when his father is killed in battle by the mercenary leader Askeladd, he swears to have his revenge. Thorfinn joins Askeladd’s band in order to challenge him to a duel, and ends up caught in the middle of a war for the crown of England." - Baka Update.

Berawal dari saya yang mengeluh jika imajinasi saya tentang Viking dirusak oleh Asterix and Obelix in Britain, Kak Shinta, penyuplai komik saya dan juga penyuka sejarah menyarankan saya untuk membaca Vinland Saga. 

Nah, hal pertama yang saya lihat ketika membaca manga adalah artworknya, itu nomer satu dan waktu saya lihat Thorfin:


Kotor, dibilang ganteng juga enggak, kasar, keras kepala. Moral dipernyatakan (eh tapi yang bisa dijadikan patokan moral baik cuman ayah si anak ini)

dan tingkat kekerasan yang waktu itu tidak bisa saya maklumi, saya langsung angkat bendera putih. Vinland Saga was a big NO NO.

Namun. sekitar setahun yang lalu saya dibuat suka sekali dengan Viking gara-gara membaca novel fantasy yang menggabungkan orang-orang Skandinavia dengan serigala untuk menghalangi troll yang berasal dari utara memasuki desa-desa manusia. I have soft spot for animal dan yah begitulah dengan mudah saya juga jadi suka karakter manusia yang menjadi pendamping serigala-serigala ini. Pejuang Skandinavia ini bukan orang yang peduli dengan kebersihan, namanya cerita dengan setting medieval. Mereka tidak mirip Elf, yang bersih, tampan/cantik,  elegan dan tidak brewokan. Tidak. Mereka itu sebelas dua belas lah sama dwarf, beda tinggi badan doang. Saat saya menonton The Hobbit: An Unexpected Journey, saya melihat dwarf di sana sebagai Vikings, melihat Thorin, Fili dan Kili saya cuman mengiyakan saja klo mereka Viking. Uuun saya suka sekali <3

Anyway, satu hal yang pasti adalah, orang-orang Skandinavia jaman dulu ini adalah pejuang, prajurit, fighters. Tanpa ada perang, hidup mereka hampa dan tanpa tujuan. Seperti kata Thorkell the Tall, kira-kira seperti ini omongannya, "Ikan tidak bisa hidup di luar air, begitu juga dengan prajurit, tanpa perang mereka tidak bisa hidup."

Lalu apa gunanya setiap negara punya tentara? Ada teman dan anak didik saya yang mengeluh jika tentara Indonesia gak ada kerjaan. Kalian mau ada perang atau apa? Oh maaf, out of topic.

Bagaimana jika ada prajurit Skandinavia yang mempertanyakan apa gunanya berperang dan membunuh orang? Itu sudah menjadi sifat Vikings. Di sinilah titik awal cerita Vinland Saga, ketika Thorfinn bertekat membalas dendam kematian ayahnya yang dibunuh Ash Lad secara tidak adil.

Balas dendam lagi? Cliche? Memang. Tapi yang membuat Vinlad Saga lebih menarik adalah plot cerita perjuangan Thorfinn untuk mebunuh Ash Lad ini masuk  ke dalam sejarah perebutan Inggris. Nilai plusnya, Yukimura Makoto tidak memaniskan cerita ini, darah, usus, kepala buntung, budak yang diperlakukan kasar menghiasi tiap volume. Dan ingat jika Vikings adalah "savages" yang sering memperkosa wanita di daerah yang mereka kunjungi, hal itu juga tidak ditutupi oleh mangaka. Bahkan Thorfin pernah ditawari untuk mencicipi salah satu wanita yang berhasil mereka culik, namun...entah Thorfin asexual atau karena memang sifat ayahnya ada dalam dirinya, dia menolak. Setidaknya tokoh utama kita bukan anti-hero yang benar-benar rusak moralnya.

Karakterisasi juga point penting yang membuat saya suka dengan manga ini. Tidak ada karakter yang dibuat dengan moral seorang pahlawan (yah kecuali ayah Thorfinn), tokoh utama di sini pun tidak bisa dijadikan benchmark untuk standart moral. Lalu Ash Lad yang membunuh ayah Thorfin adalah salah satu tokoh fav saya di sini, bahkan melebihi kesukaan saya pada Thorfinn sendiri. Ash Lad itu eksentrik, dia membiarkan Thorfin membuntutinya selama sepuluh tahun, dan selama itu pula Thorfin mencoba membunuhnya dalam pertandingan satu lawan satu, tidak takut jika Thorfin akan mengkhiantinya, seakan-akan dia "mengajari" Thorfin bagaimana menjadi prajurit yang tak terkalahkan.

Selain Ash Lad, karakter unik lainnya adalah Thorkell the Tall, yang merupakan tokoh yang benar-benar ada dalam sejarah. Jika Ash Lad punya agenda pribadi dengan menjadi Vikings, maka Thorkell adalah orang yang benar-benar gila perang. Tidak ada alasan lain.

Oh, sebagai cewek, tokoh kesukaan saya adalah Cnut The Great atau yang lebih kenal dengan nama Canute! Perkembangannya dari pangeran lemah lembut menjadi pangeran yang bertekat mengambil tahta dari ayahnya itu...menakjubkan. Dramatis sampai membuat saya menangis. Ini salah satu karakter cowok di Vinland Saga yang paling baik, setidaknya sampai volume terakhir saya baca, volume 7 ;)


Akhirnya, karakter ganteng datang :')

Canute adalah raja yang berhasil menguasi Inggris, Denmark, Norwegia dan sebagian dari Swedia. Religius dan menurut sejarah, memang orang yang ganteng (saya nyari-nyari apakah benar dia memang seperti perempuan). Canute ini mbah buyut-nya Henry I of England

"Knut was exceptionally tall and strong, and the handsomest of men, all except for his nose, that was thin, high-set, and rather hooked. He had a fair complexion none-the-less, and a fine, thick head of hair. His eyes were better than those of other men, both the handsomer and the keener of their sight." - Kytlinga Saga.

Volume 7 berakhir dengan kedatangan Canute ke York. Dalam timeline sejarahnya, Canute akan menikah di sini. Entah manga ini bisa dikatakan historically accurate atau tidak, tapi sejauh ini saya tidak menemukan hal yang melenceng (perlu diingat, saya ini hitungannya baru di dunia sejarah Eropa, lol). Tapi lihat apa yang terjadi:


Dan pada akhirnya saya memang orang yang suka sejarah. Saya akan mengesampingkan level kekejaman manga ini karena untuk manga yang bertema sejarah, alur ceritanya tidak berjalan lambat, dan plotnya twisty~! Dan realistis tentunya! 4.5/5. Skor manga ini di Baka Update juga mencapai angka 8.9/10 <3

Btw, sedikit hiburan. Terlalu cakep buat Thorfinn sih xp


Thorfinn by Green-Makakas 

Semoga Thorfin menemukan kedamaian. Jika prajurit hanya bisa hidup dalam ada perang, apa yang terjadi ketika Ash Lad mati? Apa yang selanjutnya akan dia lakukan?