Showing posts with label manga. Show all posts
Showing posts with label manga. Show all posts

Wednesday, 12 February 2014

[Manga Review] Kodomo no Kodomo


Title: Kodomo no Kodomo
Mangaka: Saso Akira
Genre: mature, seinen, slice of life

***
In a small town in Tokyo, the PTA argues about teaching sex ed in elementary school, but what nobody knows is that eleven-year-old Haruna is already pregnant. When she decides not to tell any adults, it's up to her classmates to help her through this ordeal. 
***

"Your baby is in my tummy, what are we gonna do?" asked 11 years old girl to her close friend.

Sunday, 3 November 2013

Have A Good Night 9, Kekkaishi 24


Have A Good Night 9

Have A Good Night mungkin salah satu dari manga josei yang saya nanti dari Level Comic, selain The Bride's Stories tentunya. Dengan tema cerita dan artwork seperti itu wajar sih klo manga ini masuk radar saya. Bishie-nya banyak sekali, dan cewek-ceweknya bukan tipe cewek menyebalkan ala shoujo manga.

Mengingat saya bukan remaja lagi, cerita cinta orang dewasa lebih menarik bagi saya daripada kisah cinta anak-anak SMP-SMA. Saya penasaran saja jalan apa yang akan dipilih Shio: Gai, Ran, atau mantan suaminya. Shio plin-plan agaknya. Lain lagi dengan Linda, dia dapat cewek yang lebih tua dan interaksi mereka itu manis banget. Pada dasarnya saya memang suka sama Linda karena mengingatkan saya pada Chang Wufei di Gundam Wing, Wufei yang suka tersenyum :))

Btw, sejak saya nonton dorama dengan judul Seigi no Mikata, saya menyadari jika hidup dengan mertua wanita itu mengerikan, dan ditegaskan lagi di manga ini jika memang mertua wanita, khususnya jika kamu wanita, memang menakutkan! (`A´)

Kekkaishi 24

Saya diberi Kekkaishi 24 oleh Kak Shinta, yang gak sengaja beli double. Ternyata penyakit "duh beli double" tidak terjadi hanya pada saya saja. Saya terima saja sih, rejeki, plus ada Hiura di covernya. Saya suka Hiura karena dia mengingatkan saya tentang Heero Yui (Gundam Wing lagi, iya maaf, saya gagal move on sejak 12 tahun lalu), Hiura perfect soldier, gak bisa senyum, dan pake spandek ♡´・ᴗ・`♡

Baca ulang sih ini ceritanya, dan yah, pendalaman karakter saja, dan mengingat-ingat endingnya Kekkaishi ini seperti apa. Maklum sudah setahun yang lalu bacanya. Saya ingat saya depresi dan gak bisa baca manga lain setelah namatin Kekkaishi.

Kekkaishi memang bukan manga dengan artwork yah bisa dibilang bagus, tapi karakterisasinya dan jalan ceritanya masuk jajaran "sederhana tapi bagus"

Saturday, 10 August 2013

Shibatora Vol. 1


Judul: Shibatora
Mangaka: Masashi Asaki
Cerita: Yuma Ando
Penerjemah: Lenny
Genre: shonen, drama, supernatural
Penerbit: Level Comics (Elex Media)
Bintang: ✮ ✮ ✮

Blurb:
Taketora Shibata adalah opsir patroli dengan kemampuan misterius yang sering diremehkan karena penampilannya seperti anak kecil. Tapi, dia sangat serius dalam menegakkan keadilan.
Suatu hari, Taketora menangkap Mizuki, gadis yang mengutil di toko Kojiro, temannya. Anehnya, Mizuki yang ceria dan cerewet malah gemetar ketakutan saat tahu ayahnya akan menjemputnya di pos polisi. Ada apa sebenarnya di balik hubungan Mizuki dan ayahnya?

Opini

Rasanya saya sudah agak bosan dengan karakter utama polisi naif, sungguh. Apa semua polisi di manga harus dibuat idealis dan naif untuk menunjukkan existensi polisi?

Saturday, 13 July 2013

Historie Vol. 1 - Vol. 6


Judul: Historie
Mangaka: Hitoshi Iwaaki
Penerjemah: Faira Ammadea
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo (Level Comics)
Rating: R (violence, nudity, implicit sex scene, level comics dakara)
Bintang: ✮ ✮ ✮ ✮ ✮

Ringkasan:

Historie bercerita tentang kehidupan Eumenes dari Cardia, sekretasris kerajaan Macedonia, yang didramatisasi.

Serius, drama, tapi bagus banget. Memang sejarah itu lebih keren klo didramatisasi, klo gak gitu saya gak bakal tahu banyak sejarah. Tidak jarang sejarah bikin saya tertidur klo gak menarik

Sewaktu kak Shinta nawarin manga ini, saya iyakan saja walau saya gak begitu okay dengan artworknya, bahkan saya gak baca sinopsisnya, hanya tahu klo ini tentang sejarah Yunani. Tau-tau saja saya kegirangan pas nyadar di volume 3 atau berapa klo Eumenes ini akan bertemu dengan Alexander the Great.

Saya. Suka. Banget. Sama. Iskandar.

x

Saya gak nonton movie tentang Iskandar Agung, ngerti dikit tentang Iskandar juga dari National Geography atau acara dari Metro TV pas masih sering nonton waktu kecil (ingatan klo ibu Alexander penyembah ular pun masih ada~). Namun, sejak nonton Fate/Zero, saya jadi rajin nyari informasi tentang Iskandar, karena yah itu, dramatisasi karakter. Big body, big heart, katanya.... (。’▽’。)♡

Ya itu sih di Fate/Zero badannya besar, lebih dari dua meter, klo di Historie, Alexander masih remaja, pintar, kecil, berhati lemah, dan gak bisa hidup tanpa Hephaestion (︶︹︺)

Anyway, mari kembali ke Eumenes, tokoh utama kita di manga ini yang tidak saya hiraukan dari tadi.

"Eumenes has been seen as a tragic figure, a man who seemingly tried to do the right thing but was overcome by a more ruthless enemy and the treachery of his own soldiers." - Wiki.

Tidak banyak yang saya dapatkan dari mbah google tentang Eumenes sendiri, benar jika dia orang pintar dan bakal jadi orang penting di Macedonia. Saya sendiri dari dulu lebih konsentrasi ke sejarah Asia daripada Eropa jadi nama-nama di Historie ini sama sekali gak bisa masuk di otak, seperti nama orang-orang Skandinavia di Vinland Saga yang gak bisa saya ingat u_u

Tentang drama Scythia sendiri juga tidak ada wiki-nya si Eumenes, dia tetep dinamakan Eumenes of Cardia dan tidak ada satu katapun tentang Scythia. Nah, saya dapatnya dari internet sih, klo orang bisa belajar sejarah dari internet saja ya mending gak ada sekolah, ya kan? Mungkin ada alasan lain kenapa mangakanya mengikutkan Scythia sebagai plot utama di sini.

Btw, Scythia itu daerah Asia Tengah dan Persia jaman dulu. Saya pusing sendiri sebenarnya fact-checking Historie ini, karena ini benar-benar baru buat saya.


pusing pusing ini apa 。゚(゚ノД`゚)゚。

Klo Vinland Saga itu 1000-an tahun Common Era, ini 300-an tahun Before the Common Era. Errrr...

Anyway, sepusing apapun saya fact-checking, dramanya bagus banget dan tidak se-intense Cesare atau Vinland Saga. Jika Cesare penuh penjelasan yang buat orang pingin skip-skip-skip-aja, atau Vinland Saga yang gambarnya penuh dengan background ala One Piece dan with all the glory gore yang bikin saya tutup mata saking kejamnya, maka Historie ini kalem gambarnya dan gak banyak penjelasan. Eh, kalem bukan berarti gak kejam loh ya, efek no sugar coating sejarah-nya bikin saya mual sendiri loh, sama aja ngerinya kayak Vinland Saga. 

Oh ya, manga ini memenangkan 14th Japan Media Arts Award Grand Prize di divisi Manga dan 16th Tezuka Osamu Cultural Award Grand Prize. Bagus Level Comics, pilih terus manga yang menang-menang awards ya p(*^-^*)q







Monday, 8 July 2013

First Impression: I AM A HERO Vol. 1


Judul: I AM A HERO
Mangaka: Kengo HANAZAWA
Alih Bahasa: Ninuk Sulistyowati
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Rating: R
Bintang: ✮ ✮ ✮

Ringkasan: 
Hideo Suzuki, 35 tahun, asisten mangaka, dan sesungguhnya ingin menjadi mangaka terkenal yang bisa menarik perhatian wanita (okay). Delusional dan penakut. Pacarnya, Tekko, masih saja membicarakan mantannya yang seorang mangaka terkenal dengan dirinya sehingga ia sempat meragukan Tekko. 

Lalu apa maunya manga ini?

Yang jelas ini bukan manga yang bercerita tentang manga seperti Bakuman. Awalnya saya kira ini manga seperti itu sih. Saya kira, cukup dengan Bakuman saja manga yang bercerita tentang manga, lalu manga ini saya kembalikan ke tempatnya lagi, apalagi setelah melihat harganya yang "eh kok beda 2500!" (*・_・)ノ⌒* (maklum, semi NEET), tapi yah, diambil juga akhirnya karena terbitan Level itu patut dicicipi dulu baru bilang ok apa enggak. Sama sekali gak bisa dinilai dari depannya saja. 

Tapi saya harus berhenti di chapter I karena saya penakut (karena saya baca jam setengah dua belas malam!), tanpa diragukan lagi ini manga horror dan saya sudah ngomel sendiri kenapa saya membeli manga ini? Ini pasti karena embel-embel 58th Shogakukan Manga Award. Biasanya saya akan browse dulu apa yang mau saya beli, tapi kemaren Minggu saya bingung mau ngapain di Gramedia selain beli D's Devil King. 

Sungguh saya gak doyan visualisasi horror. Saya Supernatural aja gak berani nonton sendiri, akhirnya malah beli tie-in tv seri terbitan elex doang ヽ(#゚Д゚)ノ

Anyway, ide karakter utama delusional dan orang yang biasa-biasa saja itu sebenernya udah ada yang make sih, tapi karena ini karakter yang udah level wizard *ehem*omom*ehem*, jadi beda lagi ceritanya. Saya sudah bosan dengan karakter anak SMP-SMA. Karakter utamanya tidak menarik, tapi delusi yang dibuatnya sendiri itu yang membuat saya tertarik, apa sejarahnya kok mangaka ini seperti kehilangan salah satu atau tiga mur di otakknya. Dan sebenernya gak ada karakter yang waras di manga ini, kecuali satu orang, yang tokoh sampingan banget. Lalu plotnya yang lambat dan membuat saya sering berpikir maunya apa sih ini.

Walau sesungguhnya saya sudah nebak kayaknya ini bakal zombie mengingat chapter I udah buat saya berhenti baca dan covernya yang seperti itu (udah kayak tokoh di The Walking Dead aja).

Bagi yang suka zombie, manga ini pasti menarik, bagi saya yang benci zombie dari semua makhluk supernatural yang ada di cerita, manga ini bisa saya drop jika vol. 2 tidak memuaskan. Sama seperti nasib manga si tokoh utama yang berhenti direalisasikan di vol. 2. Belum lagi ini pertama kali saya koleksi manga dengan artwork realis, tanpa karakter yang menarik dalam konteks tradisional. Walau Tekko waktu waktu masih muda cantik sih, dan si Mi, teman asisten Suzuki mirip dengan tokoh utama di Kuragehime, imut :3

But take zombie aside, cara penceritaan yang lambat penuh dengan reflesi diri dari karakter-karakter dalam suatu cerita itu hal yang 95% sangat saya sukai. Ini point plusnya manga ini, imo. Semoga Honda Suzuki berkembang jadi karakter yang lebih menyenangkan di volume mendatang :3

Ngomong-ngomong tentang Honda Suzuki, ketika browsing nama Kengo Hanazawa, saya nemu perwujudannya:


MIRIP sama Honda Suzuki!!  (☞゚∀゚)☞

Dan beliau suka kucing, ini bukti di twitternya: nyaw nya nya

Saturday, 6 July 2013

Saturday, 8 June 2013

Shima Shima - Have A Good Night. Harem? Yes. And I love it


Judul: Have A Good Night (Indonesia), Shima Shima (ori)
Mangaka: Yamazaki Sayaka
Penerbit: Level Comics Indonesia
Genre: seinen/josei, romance, harem
Rating: R 
Ringkasan:
"Shio Houkigi menjalankan bisnis salon aromaterapi di siang hari, tetapi di malam hari, dia menjalankan bisnis  lainnya yang bernama Stripped Sheep, jasa pelayanan yang menyediakan bantuan kepada wanita yang tidak bisa tidur di malam hari tanpa lelaki di sampingnya."

Awal-awal dulu ketika manga ini baru diterbitkan Level, saya ragu untuk membelinya. Saya suka manga-manga drama terbitan Level, tapi ini ringkasannya kok horror banget. Maksudnya ini bisnis pelacuran lelaki atau apa? Memang terdengar seperti ini, ringkasannya sesuai dengan isinya. Namun, servise yang ditawarkan oleh Shio, tokoh utama wanita di manga ini bukan bisnis sex tapi hanya jasa menemani tidur, lebih dari itu malah melanggar peraturan. (Adek saya ketakutan/kaget waktu membaca beberapa lembar manga ini, padahal gak ada apa-apanya loh, cuman tidur bareng aja, lol. Tapi ini Level loh, yang masih kecil klo gak kuat jangan baca~) 

Sering kan kita lihat/baca tentang host di Jepang? Mereka hanya menemani saja klien mereka, dan dibayar, yah seperti itu "Stripped Sheep." Pegawai Stripped Sheep (cuman empat dan ganteng-ganteng, ya iya lah ini bisnis apa) ini kebanyakan anak kuliah yang butuh uang tambahan, dan Shio adalah mucikari mereka.

Wanita karir yang gila kerja dan tanpa pasangan itu sering kali insomnia loh, dan ternyata...yah namanya juga manusia diciptakan berpasang-pasangan kan. Bahkan bukan wanita karir saja, ibu rumah tangga yang mendedikasikan hidupnya demi anak dan suaminya pun bisa kena insomnia karena satu dan banyak hal. Menjadi wanita itu bukan hal yang mudah. Dan kadang wanita butuh teman ketika sedang suntuk (yang cewek, kalian juga gitu kan?). Ini sisi lain dari Have A Good Night, Yamazaki Sayaka membahas sisi lain wanita-wanita dewasa yang membuat saya senyum-senyum setuju.

Lalu kenapa saya menyebut-nyebut harem? Jelas toh, namanya juga drama, lihat ada empat cowok ganteng dan satu cewek. Ya tentu jadi harem ;)

Tapi ini lebih ke cinta segitiga kok daripada harem. Memang menyebalkan sih ketika satu tokoh (cewek) yang diutamakan oleh cowok-cowok (kamu iri ya?), tapi karena ini drama dewasa yang sama sekali berbeda dengan high school triangle love drama yang bikin saya jijik, saya benar-benar suka. Lebih realistis.

Kadang ada sesuatu yang membuat saya tidak setuju, tapi saya pikir itu hanya masalah beda budaya Jepang dan Indonesia (yang saya pegang) sih. Selain dari itu, manga ini sudah membuat saya teriak-teriak dan nangis (sekali dari 7 volume), kayak ibu-ibu yang lagi heboh nonton sinetron.

Bintang empat lah untuk manga ini :3

Oh ya, manga ini ada doramanya loh (yang gak mungkin saya baca, 3D is scary!)


x

Di manganya aja mereka gak pernah telanjang dada =A= Tapi yang jadi Ren dan Linda ganteng and cuteeeee <3

Wednesday, 29 May 2013

30 Day Manga Challenge

Biasanya lihat kayak gini di liveournal dan karena tadi pagi saya gak ada kerjaan saya jadi buka-buka tumblr dan nemu meme ini. Ikutan ah~ mungkin akan saya post di sini, tumblr dan livejournal ;)

Day 01 - Your very first manga
Day 02 - Your favorite manga
Day 03 - Your favorite mangaka
Day 04 - A character you feel you are most like (or wish you were)
Day 05 - Your favorite horror manga
Day 06 - Your favorite character
Day 07 - A manga you disliked enough to stop reading
Day 08 - The most annoying character
Day 09 - Your favorite science-fiction manga
Day 10 - A manga that makes you fluffy and happy when you read it
Day 11 - Your first manga crush
Day 12 - Your favorite harem manga
Day 13 - The most epic scene ever
Day 14 - A manga that makes you cry
Day 15 - The saddest scene
Day 16 -A manga that isn’t licensed but SHOULD be
Day 17 - A manga that you feel embarrassed about liking
Day 18 - Favorite BL/yuri couple
Day 19 - A manga that you disliked at first but came to enjoy later on
Day 20 - A manga you started out enjoying but ended up not liking as much
Day 21 - A manga that deserves more recognition
Day 22 - A manga you wish didn’t exist
Day 23 - Best manga villain
Day 24 - The best long manga series
Day 25 - The best manga oneshot
Day 26 - The last manga you read
Day 27 - Your favorite fantasy manga
Day 28 - A manga you think is so brilliant it’s like literature
Day 29 - A manga you read that was just plain weird
Day 30 - A manga with the best end.

Monday, 27 May 2013

Yang mau dibaca tapi malah akhirnya ditumpuk aja

Sejujurnya baca manga itu gak lama, asal gak penuh dengan bubble words seperti Death Note. Biasanya saya cuman butuh waktu sejam aja per manga (iya, saya slow reader, shatap), malah klo Demon King (ingat manhwa korea tentang...iya apalah itu), itu cuman 5 menit karena isinya gambar cowok-cowok berotot tarung sana sini tanpa percakapan, lalu sampailah ke sampul belakang. Ceritanya bagus, tapi mau beli itu kok ya males banget klo bacanya cuman 5 menit.

Manhwa yang diterbitin jaman aku SMP itu lebih menarik dari sekarang ini yang isinya cinta melulu, masih inget aku langganan Champ karena isinya bagus-bagus dan kok tiba-tiba mereka gak diterbitin lagi :((

Anyway, karena minggu kemaren saya kena flu berat dan tumben mau minum obat, yang pada akhirnya obat flunya bikin saya gak bisa mikir, pinginnya tidur melulu, tumpukan komik *uhuk*dansatunovel*uhuk* dari Kak Shinta yang dari sebulan lalu aku pinjem belum kesentuh sama sekali. Dan saya bertekat untuk menyelesaikan semua komik yang saya pinjam selesai minggu ini, dengan dibuatnya post ini, setidaknya saya tidak akan menelan ludah saya sendiri.

Manga yang saya bawa lumayan susah untuk dibaca subjektif, makanya selain sakit, faktor gak mood dan ini-bukan-manga-yang-biasa-saya-baca juga menjadi penyebab saya menunda-nunda....



Saya baru lihat score manga ini di bakaupdate dan holy cow 8.88 untuk artwork macam ini walalalalala kok bisaaaa!?!

Jadi kenapa bisa ada manga ini (yang saya lirik juga enggak selama bertahun-tahun ini) di kamar saya? Jawabannya Kak Shinta. Lihat sampul manga artworknya saja mata saya langsung kedut-kedut minta disucikan, tapi kak Shinta seneng banget sama manga satu ini, dan kalo dia seneng, biasanya saya juga senang, maklum, taste saya dan kak Shinta gak beda-beda jauh. Intinya saya harus nyoba, seperti ketika Amel ngotot saya harus baca Silver Spoon, "Kamu harus baca ini!"

Ternyata artwork dalamnya gak terlalu menusuk mata kok, saya sudah selesai volume 1 dan yah, artwork shoujo jadul macam ini selalu mengingatkan saya dengan Banana Fish. Awalnya saya gak mau baca Banana Fish juga karena artworknya yang, Gusti, jadul dul dul. Itu pun harus cowok yang meyakinkan saya klo Banana Fish itu bagus. Yes, it's ;)

Kembali ke 7 Seeds, karena saya baru baca volume 1 dan mengingat cerita survival games macam ini udah dipake berulang-ulang, BTOOM! atau JUDGE misalnya (atau yang saya gak sanggup baca/nonton: Battle Royale) serta si Tamura ini juga gak yakin mau dibawa kemana ceritanya, saya gak bisa ngasih point sampe 8. Namun, adek cewekku (yang suka ngritik sebagus apapun cerita suatu manga/anime/film), rada tertarik sama manga ini, jadi...yah, masih ada tiga volume yang ada di kamar~

LOVELESS

   
NEKO NEKO kenapa kamu tak bisa menarik hatiku. Saya malah suka side pairing yang lain coba x_x

Dan adek cewek selalu nganggep Ritsuka itu mirip Sasuke, emo-nya mirip sih *hides* Dan dari semua manga keluaran Tokyo Pop yang pernah menyentuh kulit tangan saya secara langsung, teaaaase semua *ifyouknowwhatImean*

HISTORIE


Karena saya suka sejarah, dan pingin baca manga sekelas Cesare yang artwork dan ceritanya imba sugiru, saya pinjam ini juga dari kak Shinta. Belum tersentuh sama sekali.

Nekoe Juubee Otogi Soushi  



Kucing lagee~ gak sekocak poyo-poyo sih, lebih serius dan menyayat hati, kurang 2 volume aja yang belum aku baca x)

Solomon's Ring


Bartimaeus itu lima novel pertama yang aku baca, seneng banget pas tahu klo novel ini sebagian dari point of view jin sarkastik yang selalu bisa ngehibur saya x)

Seharusnya bisa cepet bacanya, tapi maklum obat flu bikin orang teler.....

High Lord



Tebel, tebel, walau gak bisa ngalahin bahasa super deskriptif JR Tolkien, ini termasuk novel dari penulis yang suka alur lambat, semuanya harus dijelaskan (saya jadi ingat Paolini). Dan siapa gerangan mas ganteng di cover ini? x_x

Highlord ini udah 3 bulan ada di tangan saya dan belum juga selesai bacanya :((

Dan itulah hutang saya, harus dibaca secepatnya! 

Tuesday, 14 May 2013

Golden Days

x
Judul: Golden Days
Mangaka: Shigeru Takao
Alih Bahasa:
Galih Harilaning Perdana (Vol. 1 - Vol. 2)
Rio S (Vol. 3 - Vol. 8)
Penerbit: PT. Elex Media Computindo
Bintang: ✮ ✮ ✮ dan patut dikoleksiヽ(;▽;)ノ
Rating: PG-15 (ciuman doang kok)

Sinopsis:

Mitsuya Soma hidup dengan ibunya yang over protective. Tempat pelarian hati Mitsuya yang hidup seperti itu hanya kepada biola dan kakeknya yang sedang opname di rumah sakit. Mitsuya sangat menghormati sang  kakek sebagai seorang yang sangat bijak. Namun, dari pembicaraan pada suatu hari, Mitsuya mengetahui kakeknya terus menyesali sesuatu di masa lalunya. Kisah time slip roman pada zaman Taisho pun dimulai!

Review:

Pertama-tama, saya tegaskan dulu saya bukan penyuka shoujo manga. Sejak pertama kenal manga saya memang gak suka shoujo manga. Fans shonen manga dan saya termasuk pembaca yang pilih-pilih. Penjaga rental manga pun mengerti untuk tidak menawari pelanggan setianya shoujo manga (komik cantik kita bilang), sampai lulus sekolah menengah bisa dihitung dengan jari tangan dan kaki judul shoujo manga yang pernah saya baca. Ketika saya kuliah, saya lebih memilih untuk membaca josei atau seinen manga...

Maka saya tahu, telat sekali rasanya saya baru mengetahui keberadaan manga ini. Saya pikir ketika manga ini diterbitkan oleh Elex Maret tahun 2009 saya sedang sibuk dengan Ujian Akhir SMA dan setelahnya, saya mungkin tidak akan menoleh untuk kedua kalinya jika melihat covernya: cowok dan bunga-bunga....OMG shoujo much. No no no no *chants*

Lalu salah satu teman saya yang tahu saya benci high school drama dengan kerlap kerlip bishonennya, menawari saya Golden Days, taste kami bisa dikatakan 75% sama untuk masalah manga, jadi saya mengiyakan saja dan butuh satu bulan untuk akhirnya saya baca manga ini...

And I have never been so wrong...

Karena pada akhirnya manga ini bukan tentang high school drama yang saya benci, tapi lebih seperti Inuyasha minus kuping anjing dan lelaki alpha yang wah wah wah. 

Anyway...ya pada akhirnya ini adalah kisah friendzone dan cinta tak berbalas dengan bumbu shonen ai (percayalah saya kaget juga kenapa bisa lolos). Mitsuya Soma terseret ke masa lalu bersama sepupunya, Kei, untuk memperbaiki jalan hidup yang disesali kakeknya, Yoshimitsu Soma, yang saat remaja memiliki wajah yang sama dengan cucunya tetapi dengan kepribadian yang berbeda. 

Yoshimitsu Soma dan kakaknya yang telah kehilangan orang tuanya diasuh oleh keluarga Kasuga, dan Jin adalah salah satu pewaris keluarga Kasuga yang berdarah Italia, adalah teman dekat Yoshimitsu yang mencintainya tapi ditolak oleh Yoshimitsu.

Di sini Mitsu harus berusaha sendiri untuk mengetahui apa yang telah disesali kakeknya, Jin berdamai dengan dirinya sendiri melihat fakta bahwa orang yang dicintainya berubah, Yuriko yang on off dengan mantan kekasihnya dan Kei yang harus memilih untuk mencintai seseorang atau membuang kesempatan itu dan membujang selamanya

Taruh ke samping hint shonen ai di komik ini ke samping, manga ini hanyalah berisi persahabatan dan cinta jaman Taisho, perjodohan dan segalanya. Memang saya sendiri sempat kaget ketika ada adegan ciuman dua cowok karena saya pikir saya membaca shoujo manga, saya sampe ketawa terpingkal-pingkal dan berteriak, "lolos sensor!". Tapi saya teruskan karena historical romance juga termasuk genre yang saya suka walau saya tidak suka betapa borjunya karakter-karakter di manga ini. 

Sampai volume 7, yang saya rasa ketika membaca manga ini adalah perasaan hangat persahabatan antara anak-anak keluarga Soma dan Kasuga dan gemas dengan kisah cinta Kei dan Setsu. Begitu banyaknya kisah straight romance di sini Anda akan dibuat tidak peduli dengan perasaan Jin pada Mitsu/Yoshimitsu.

Dan volume 8 adalah ketika dam jebol. Dari awal saya sudah diberi spoiler kalo manga ini akan sad ending yang membuat saya tambah malas membacanya, tapi karena Kei bergitu keren dan cerita hidupnya yang membuat saya ingin menggigit manga ini karena gemas; dan Jin kok jadi mirip Harry Potter kalo dilihat-dilihat, saya memutuskan untuk melaju sampai volume 8. Dan yah...unrequited love itu memang menyakitkan.

Overall, ini manga bagus dengan character design yang sesuai dengan taste saya jika berbicara masalah shoujo manga, halus dan tidak berlebihan. Character design yang paling saya suka adalah Aiko, dia itu malaikat kecil, rambut keriting dan matanya yang besar itu, pas, pas sekali sesuai jiwa shota saya. Dan saya memang jarang sekali suka karakter utama, saya malah lebih suka dengan Kei dan Jin. Gantengnya bukan main. Awalnya saya hanya mau beli volume delapan dengan Jin yang sudah dewasa dan berpakaian tentara =w=b tapi pada akhirnya saya beli hampir semua volume Golden Days yang ada di toko buku ヽ(;▽;)ノ

Cerita cinta yang tidak kekanak-kanakan juga membuat saya yang lebih memilih josei manga rela membeli manga ini ketika saya selesai membaca semuanya. Cerita cinta tidak selamanya manis (bagi Jin) dan hidup di jaman perang bukanlah hal yang mudah. Realistis, hal yang jarang saya temui di shoujo manga. Saya sampai ragu ini memang shoujo manga atau bukan sampai akhirnya saya tahu jika manga ini direalisasikan di majalah Hana to Yume. Kagetnya sama seperti kagetnya saya ketika tahu Natsume Yuujinchou awalnya ada di Hanalala (atau Nakayoshi ya?). Yah, memang, don't judge a book by its cover, ya? 

Saturday, 4 May 2013

Bakuman Vol. 1


Cerita: Tsugumi Ohba | Gambar: Obata Takeshi
Alih Bahasa: Arswini Rosita
Penerbit: PT Gramedia (m&c!)
Cetakan Pertama: 2013
Status: beli sendiri 
Sinopsis:
Demi meraih sukses yang cuma dirasakan segilintir orang, Moritaka Mashiro dan Akita Takagi meneguhkan tekad untuk mengarungi kerasnya persaingan dunia manga! Mashiro yang punya kemampuan hebat dalam menggambar dan Takagi yang hebat dalam soal cerita bersepakat untuk bekerjasama dan menorehkan legenda baru dalam sejarah manga.

Bakuman bukan nama baru, semua yang suka anime pasti sudah pernah dengar namanya, bayangkan saja animenya sudah mencapai tiga season, mainstream sekali ya bunyinya. Saya sendiri hanya  nonton dua atau tiga episode season pertama lalu saya drop, entah karena kebiasaan saya gak mau nonton anime yang sudah ada manganya atau waktu itu saya gak begitu suka Bakuman  karena love story-nya yang terlalu...lame (?). Yah, mungkin karena usia saya saja yang sudah menginjak kepala dua dan membuat selera roman saya berbeda.

Namun, mengingat manga ini dibawa oleh mangaka dan penulis terkenal yang telah menelurkan Death Note yang mind-blowing pasti akan menarik perhatian saya, semenyedihkan apapun love story-nya. Maka dari itu ketika akhirnya m&c! mengumumkan akan menerbitkan manga ini di Indonesia saya senang sekali, saya bertekad waktu itu, sekalipun saya NEET, saya akan beli!

Wednesday, 1 May 2013

Vinland Saga


Oleh: Yukimura Makoto 
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Penerjemah: Faisal
Paperback, 224 halaman 
"Thorfinn is son to one of the Vikings’ greatest warriors, but when his father is killed in battle by the mercenary leader Askeladd, he swears to have his revenge. Thorfinn joins Askeladd’s band in order to challenge him to a duel, and ends up caught in the middle of a war for the crown of England." - Baka Update.

Berawal dari saya yang mengeluh jika imajinasi saya tentang Viking dirusak oleh Asterix and Obelix in Britain, Kak Shinta, penyuplai komik saya dan juga penyuka sejarah menyarankan saya untuk membaca Vinland Saga. 

Nah, hal pertama yang saya lihat ketika membaca manga adalah artworknya, itu nomer satu dan waktu saya lihat Thorfin:


Kotor, dibilang ganteng juga enggak, kasar, keras kepala. Moral dipernyatakan (eh tapi yang bisa dijadikan patokan moral baik cuman ayah si anak ini)

dan tingkat kekerasan yang waktu itu tidak bisa saya maklumi, saya langsung angkat bendera putih. Vinland Saga was a big NO NO.

Namun. sekitar setahun yang lalu saya dibuat suka sekali dengan Viking gara-gara membaca novel fantasy yang menggabungkan orang-orang Skandinavia dengan serigala untuk menghalangi troll yang berasal dari utara memasuki desa-desa manusia. I have soft spot for animal dan yah begitulah dengan mudah saya juga jadi suka karakter manusia yang menjadi pendamping serigala-serigala ini. Pejuang Skandinavia ini bukan orang yang peduli dengan kebersihan, namanya cerita dengan setting medieval. Mereka tidak mirip Elf, yang bersih, tampan/cantik,  elegan dan tidak brewokan. Tidak. Mereka itu sebelas dua belas lah sama dwarf, beda tinggi badan doang. Saat saya menonton The Hobbit: An Unexpected Journey, saya melihat dwarf di sana sebagai Vikings, melihat Thorin, Fili dan Kili saya cuman mengiyakan saja klo mereka Viking. Uuun saya suka sekali <3

Anyway, satu hal yang pasti adalah, orang-orang Skandinavia jaman dulu ini adalah pejuang, prajurit, fighters. Tanpa ada perang, hidup mereka hampa dan tanpa tujuan. Seperti kata Thorkell the Tall, kira-kira seperti ini omongannya, "Ikan tidak bisa hidup di luar air, begitu juga dengan prajurit, tanpa perang mereka tidak bisa hidup."

Lalu apa gunanya setiap negara punya tentara? Ada teman dan anak didik saya yang mengeluh jika tentara Indonesia gak ada kerjaan. Kalian mau ada perang atau apa? Oh maaf, out of topic.

Bagaimana jika ada prajurit Skandinavia yang mempertanyakan apa gunanya berperang dan membunuh orang? Itu sudah menjadi sifat Vikings. Di sinilah titik awal cerita Vinland Saga, ketika Thorfinn bertekat membalas dendam kematian ayahnya yang dibunuh Ash Lad secara tidak adil.

Balas dendam lagi? Cliche? Memang. Tapi yang membuat Vinlad Saga lebih menarik adalah plot cerita perjuangan Thorfinn untuk mebunuh Ash Lad ini masuk  ke dalam sejarah perebutan Inggris. Nilai plusnya, Yukimura Makoto tidak memaniskan cerita ini, darah, usus, kepala buntung, budak yang diperlakukan kasar menghiasi tiap volume. Dan ingat jika Vikings adalah "savages" yang sering memperkosa wanita di daerah yang mereka kunjungi, hal itu juga tidak ditutupi oleh mangaka. Bahkan Thorfin pernah ditawari untuk mencicipi salah satu wanita yang berhasil mereka culik, namun...entah Thorfin asexual atau karena memang sifat ayahnya ada dalam dirinya, dia menolak. Setidaknya tokoh utama kita bukan anti-hero yang benar-benar rusak moralnya.

Karakterisasi juga point penting yang membuat saya suka dengan manga ini. Tidak ada karakter yang dibuat dengan moral seorang pahlawan (yah kecuali ayah Thorfinn), tokoh utama di sini pun tidak bisa dijadikan benchmark untuk standart moral. Lalu Ash Lad yang membunuh ayah Thorfin adalah salah satu tokoh fav saya di sini, bahkan melebihi kesukaan saya pada Thorfinn sendiri. Ash Lad itu eksentrik, dia membiarkan Thorfin membuntutinya selama sepuluh tahun, dan selama itu pula Thorfin mencoba membunuhnya dalam pertandingan satu lawan satu, tidak takut jika Thorfin akan mengkhiantinya, seakan-akan dia "mengajari" Thorfin bagaimana menjadi prajurit yang tak terkalahkan.

Selain Ash Lad, karakter unik lainnya adalah Thorkell the Tall, yang merupakan tokoh yang benar-benar ada dalam sejarah. Jika Ash Lad punya agenda pribadi dengan menjadi Vikings, maka Thorkell adalah orang yang benar-benar gila perang. Tidak ada alasan lain.

Oh, sebagai cewek, tokoh kesukaan saya adalah Cnut The Great atau yang lebih kenal dengan nama Canute! Perkembangannya dari pangeran lemah lembut menjadi pangeran yang bertekat mengambil tahta dari ayahnya itu...menakjubkan. Dramatis sampai membuat saya menangis. Ini salah satu karakter cowok di Vinland Saga yang paling baik, setidaknya sampai volume terakhir saya baca, volume 7 ;)


Akhirnya, karakter ganteng datang :')

Canute adalah raja yang berhasil menguasi Inggris, Denmark, Norwegia dan sebagian dari Swedia. Religius dan menurut sejarah, memang orang yang ganteng (saya nyari-nyari apakah benar dia memang seperti perempuan). Canute ini mbah buyut-nya Henry I of England

"Knut was exceptionally tall and strong, and the handsomest of men, all except for his nose, that was thin, high-set, and rather hooked. He had a fair complexion none-the-less, and a fine, thick head of hair. His eyes were better than those of other men, both the handsomer and the keener of their sight." - Kytlinga Saga.

Volume 7 berakhir dengan kedatangan Canute ke York. Dalam timeline sejarahnya, Canute akan menikah di sini. Entah manga ini bisa dikatakan historically accurate atau tidak, tapi sejauh ini saya tidak menemukan hal yang melenceng (perlu diingat, saya ini hitungannya baru di dunia sejarah Eropa, lol). Tapi lihat apa yang terjadi:


Dan pada akhirnya saya memang orang yang suka sejarah. Saya akan mengesampingkan level kekejaman manga ini karena untuk manga yang bertema sejarah, alur ceritanya tidak berjalan lambat, dan plotnya twisty~! Dan realistis tentunya! 4.5/5. Skor manga ini di Baka Update juga mencapai angka 8.9/10 <3

Btw, sedikit hiburan. Terlalu cakep buat Thorfinn sih xp


Thorfinn by Green-Makakas 

Semoga Thorfin menemukan kedamaian. Jika prajurit hanya bisa hidup dalam ada perang, apa yang terjadi ketika Ash Lad mati? Apa yang selanjutnya akan dia lakukan?