Oleh: Yukimura Makoto
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Penerjemah: Faisal
Paperback, 224 halaman
"Thorfinn is son to one of the Vikings’ greatest warriors, but when his father is killed in battle by the mercenary leader Askeladd, he swears to have his revenge. Thorfinn joins Askeladd’s band in order to challenge him to a duel, and ends up caught in the middle of a war for the crown of England." - Baka Update.
Berawal dari saya yang mengeluh jika imajinasi saya tentang Viking dirusak oleh Asterix and Obelix in Britain, Kak Shinta, penyuplai komik saya dan juga penyuka sejarah menyarankan saya untuk membaca Vinland Saga.
Nah, hal pertama yang saya lihat ketika membaca manga adalah artworknya, itu nomer satu dan waktu saya lihat Thorfin:
Kotor, dibilang ganteng juga enggak, kasar, keras kepala. Moral dipernyatakan (eh tapi yang bisa dijadikan patokan moral baik cuman ayah si anak ini)
dan tingkat kekerasan yang waktu itu tidak bisa saya maklumi, saya langsung angkat bendera putih. Vinland Saga was a big NO NO.
Namun. sekitar setahun yang lalu saya dibuat suka sekali dengan Viking gara-gara membaca novel fantasy yang menggabungkan orang-orang Skandinavia dengan serigala untuk menghalangi troll yang berasal dari utara memasuki desa-desa manusia. I have soft spot for animal dan yah begitulah dengan mudah saya juga jadi suka karakter manusia yang menjadi pendamping serigala-serigala ini. Pejuang Skandinavia ini bukan orang yang peduli dengan kebersihan, namanya cerita dengan setting medieval. Mereka tidak mirip Elf, yang bersih, tampan/cantik, elegan dan tidak brewokan. Tidak. Mereka itu sebelas dua belas lah sama dwarf, beda tinggi badan doang. Saat saya menonton The Hobbit: An Unexpected Journey, saya melihat dwarf di sana sebagai Vikings, melihat Thorin, Fili dan Kili saya cuman mengiyakan saja klo mereka Viking. Uuun saya suka sekali <3
Anyway, satu hal yang pasti adalah, orang-orang Skandinavia jaman dulu ini adalah pejuang, prajurit, fighters. Tanpa ada perang, hidup mereka hampa dan tanpa tujuan. Seperti kata Thorkell the Tall, kira-kira seperti ini omongannya, "Ikan tidak bisa hidup di luar air, begitu juga dengan prajurit, tanpa perang mereka tidak bisa hidup."
Lalu apa gunanya setiap negara punya tentara? Ada teman dan anak didik saya yang mengeluh jika tentara Indonesia gak ada kerjaan. Kalian mau ada perang atau apa? Oh maaf, out of topic.
Bagaimana jika ada prajurit Skandinavia yang mempertanyakan apa gunanya berperang dan membunuh orang? Itu sudah menjadi sifat Vikings. Di sinilah titik awal cerita Vinland Saga, ketika Thorfinn bertekat membalas dendam kematian ayahnya yang dibunuh Ash Lad secara tidak adil.
Balas dendam lagi? Cliche? Memang. Tapi yang membuat Vinlad Saga lebih menarik adalah plot cerita perjuangan Thorfinn untuk mebunuh Ash Lad ini masuk ke dalam sejarah perebutan Inggris. Nilai plusnya, Yukimura Makoto tidak memaniskan cerita ini, darah, usus, kepala buntung, budak yang diperlakukan kasar menghiasi tiap volume. Dan ingat jika Vikings adalah "savages" yang sering memperkosa wanita di daerah yang mereka kunjungi, hal itu juga tidak ditutupi oleh mangaka. Bahkan Thorfin pernah ditawari untuk mencicipi salah satu wanita yang berhasil mereka culik, namun...entah Thorfin asexual atau karena memang sifat ayahnya ada dalam dirinya, dia menolak. Setidaknya tokoh utama kita bukan anti-hero yang benar-benar rusak moralnya.
Karakterisasi juga point penting yang membuat saya suka dengan manga ini. Tidak ada karakter yang dibuat dengan moral seorang pahlawan (yah kecuali ayah Thorfinn), tokoh utama di sini pun tidak bisa dijadikan benchmark untuk standart moral. Lalu Ash Lad yang membunuh ayah Thorfin adalah salah satu tokoh fav saya di sini, bahkan melebihi kesukaan saya pada Thorfinn sendiri. Ash Lad itu eksentrik, dia membiarkan Thorfin membuntutinya selama sepuluh tahun, dan selama itu pula Thorfin mencoba membunuhnya dalam pertandingan satu lawan satu, tidak takut jika Thorfin akan mengkhiantinya, seakan-akan dia "mengajari" Thorfin bagaimana menjadi prajurit yang tak terkalahkan.
Selain Ash Lad, karakter unik lainnya adalah Thorkell the Tall, yang merupakan tokoh yang benar-benar ada dalam sejarah. Jika Ash Lad punya agenda pribadi dengan menjadi Vikings, maka Thorkell adalah orang yang benar-benar gila perang. Tidak ada alasan lain.
Oh, sebagai cewek, tokoh kesukaan saya adalah Cnut The Great atau yang lebih kenal dengan nama Canute! Perkembangannya dari pangeran lemah lembut menjadi pangeran yang bertekat mengambil tahta dari ayahnya itu...menakjubkan. Dramatis sampai membuat saya menangis. Ini salah satu karakter cowok di Vinland Saga yang paling baik, setidaknya sampai volume terakhir saya baca, volume 7 ;)
Anyway, satu hal yang pasti adalah, orang-orang Skandinavia jaman dulu ini adalah pejuang, prajurit, fighters. Tanpa ada perang, hidup mereka hampa dan tanpa tujuan. Seperti kata Thorkell the Tall, kira-kira seperti ini omongannya, "Ikan tidak bisa hidup di luar air, begitu juga dengan prajurit, tanpa perang mereka tidak bisa hidup."
Lalu apa gunanya setiap negara punya tentara? Ada teman dan anak didik saya yang mengeluh jika tentara Indonesia gak ada kerjaan. Kalian mau ada perang atau apa? Oh maaf, out of topic.
Bagaimana jika ada prajurit Skandinavia yang mempertanyakan apa gunanya berperang dan membunuh orang? Itu sudah menjadi sifat Vikings. Di sinilah titik awal cerita Vinland Saga, ketika Thorfinn bertekat membalas dendam kematian ayahnya yang dibunuh Ash Lad secara tidak adil.
Balas dendam lagi? Cliche? Memang. Tapi yang membuat Vinlad Saga lebih menarik adalah plot cerita perjuangan Thorfinn untuk mebunuh Ash Lad ini masuk ke dalam sejarah perebutan Inggris. Nilai plusnya, Yukimura Makoto tidak memaniskan cerita ini, darah, usus, kepala buntung, budak yang diperlakukan kasar menghiasi tiap volume. Dan ingat jika Vikings adalah "savages" yang sering memperkosa wanita di daerah yang mereka kunjungi, hal itu juga tidak ditutupi oleh mangaka. Bahkan Thorfin pernah ditawari untuk mencicipi salah satu wanita yang berhasil mereka culik, namun...entah Thorfin asexual atau karena memang sifat ayahnya ada dalam dirinya, dia menolak. Setidaknya tokoh utama kita bukan anti-hero yang benar-benar rusak moralnya.
Karakterisasi juga point penting yang membuat saya suka dengan manga ini. Tidak ada karakter yang dibuat dengan moral seorang pahlawan (yah kecuali ayah Thorfinn), tokoh utama di sini pun tidak bisa dijadikan benchmark untuk standart moral. Lalu Ash Lad yang membunuh ayah Thorfin adalah salah satu tokoh fav saya di sini, bahkan melebihi kesukaan saya pada Thorfinn sendiri. Ash Lad itu eksentrik, dia membiarkan Thorfin membuntutinya selama sepuluh tahun, dan selama itu pula Thorfin mencoba membunuhnya dalam pertandingan satu lawan satu, tidak takut jika Thorfin akan mengkhiantinya, seakan-akan dia "mengajari" Thorfin bagaimana menjadi prajurit yang tak terkalahkan.
Selain Ash Lad, karakter unik lainnya adalah Thorkell the Tall, yang merupakan tokoh yang benar-benar ada dalam sejarah. Jika Ash Lad punya agenda pribadi dengan menjadi Vikings, maka Thorkell adalah orang yang benar-benar gila perang. Tidak ada alasan lain.
Oh, sebagai cewek, tokoh kesukaan saya adalah Cnut The Great atau yang lebih kenal dengan nama Canute! Perkembangannya dari pangeran lemah lembut menjadi pangeran yang bertekat mengambil tahta dari ayahnya itu...menakjubkan. Dramatis sampai membuat saya menangis. Ini salah satu karakter cowok di Vinland Saga yang paling baik, setidaknya sampai volume terakhir saya baca, volume 7 ;)
Akhirnya, karakter ganteng datang :')
Canute adalah raja yang berhasil menguasi Inggris, Denmark, Norwegia dan sebagian dari Swedia. Religius dan menurut sejarah, memang orang yang ganteng (saya nyari-nyari apakah benar dia memang seperti perempuan). Canute ini mbah buyut-nya Henry I of England
"Knut was exceptionally tall and strong, and the handsomest of men, all except for his nose, that was thin, high-set, and rather hooked. He had a fair complexion none-the-less, and a fine, thick head of hair. His eyes were better than those of other men, both the handsomer and the keener of their sight." - Kytlinga Saga.
Volume 7 berakhir dengan kedatangan Canute ke York. Dalam timeline sejarahnya, Canute akan menikah di sini. Entah manga ini bisa dikatakan historically accurate atau tidak, tapi sejauh ini saya tidak menemukan hal yang melenceng (perlu diingat, saya ini hitungannya baru di dunia sejarah Eropa, lol). Tapi lihat apa yang terjadi:
Dan pada akhirnya saya memang orang yang suka sejarah. Saya akan mengesampingkan level kekejaman manga ini karena untuk manga yang bertema sejarah, alur ceritanya tidak berjalan lambat, dan plotnya twisty~! Dan realistis tentunya! 4.5/5. Skor manga ini di Baka Update juga mencapai angka 8.9/10 <3
Btw, sedikit hiburan. Terlalu cakep buat Thorfinn sih xp
Btw, sedikit hiburan. Terlalu cakep buat Thorfinn sih xp
Thorfinn by Green-Makakas
Semoga Thorfin menemukan kedamaian. Jika prajurit hanya bisa hidup dalam ada perang, apa yang terjadi ketika Ash Lad mati? Apa yang selanjutnya akan dia lakukan?
Semoga Thorfin menemukan kedamaian. Jika prajurit hanya bisa hidup dalam ada perang, apa yang terjadi ketika Ash Lad mati? Apa yang selanjutnya akan dia lakukan?
kesan pertama liat si thorfin ini mirip stray cat
ReplyDeletebawaannya pengen mandiin dibedakin biar wangi
XD
you-know-me-lah